Avatar: Fire and Ash Tembus USD 760 Juta, Dekati Rp13 Triliun
Adegan epik dari film Avatar: Fire and Ash yang mendominasi box office global.
Jakarta (marwahkepri.com) – Film Avatar: Fire and Ash terus menunjukkan dominasinya di box office global. Memasuki pekan kedua penayangan, film garapan James Cameron ini telah mengantongi pendapatan fantastis sebesar USD 760 juta atau sekitar Rp12,7 triliun dari seluruh dunia, menegaskan posisinya sebagai salah satu film terlaris tahun ini.
Lonjakan pendapatan tersebut didorong kuat oleh momentum libur Natal. Selama periode tersebut, Avatar: Fire and Ash berhasil meraup USD 181,2 juta dari 51 pasar internasional dan total USD 245,2 juta secara global. China menjadi penyumbang pendapatan terbesar di luar Amerika Serikat dengan USD 99,6 juta, disusul Prancis USD 54,4 juta, Jerman USD 43,1 juta, serta Korea Selatan USD 32,1 juta.
Dengan capaian ini, Avatar: Fire and Ash kini telah masuk dalam jajaran enam besar film terlaris tahun ini, bersanding dengan judul-judul besar seperti Demon Slayer: Infinity Castle, Jurassic World: Rebirth, dan A Minecraft Movie. Film ini juga diprediksi akan segera menembus angka USD 1 miliar, mengikuti jejak dua film Avatar sebelumnya serta deretan film box office lain seperti Zootopia 2.
Di balik kesuksesan tersebut, masa depan waralaba Avatar masih berada di titik krusial. James Cameron mengungkapkan bahwa kelanjutan proyek Avatar 4 dan Avatar 5 sangat bergantung pada performa Fire and Ash dalam beberapa minggu ke depan. Meski naskah lanjutan telah rampung dan sebagian adegan Avatar 4 sudah direkam, tantangan terbesar tetap pada biaya produksi yang sangat besar.
Dengan estimasi anggaran produksi menembus USD 400 juta atau sekitar Rp6 triliun, belum termasuk biaya pemasaran global, Fire and Ash dituntut menjadi fenomena box office agar Disney mantap melanjutkan investasi jangka panjang ini. Cameron pun mengakui tekanan tersebut, menegaskan bahwa film ini harus menghasilkan pendapatan berlipat untuk benar-benar dianggap menguntungkan. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani
