Penerbangan Jemaah Umrah Jeddah–Jakarta Tertunda Dua Hari, Ini Penjelasan Lion Air
Ilustrasi pesawat Lion Air. (Foto: wikipedia)
JAKARTA (marwahkepri.com) — Penerbangan Lion Air yang mengangkut jemaah umrah dari Jeddah menuju Jakarta mengalami keterlambatan hingga dua hari. Pihak Lion Air menjelaskan penundaan tersebut terjadi akibat kendala teknis pada pesawat.
Corporate Communications Strategic of Lion Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan pesawat Airbus A330 dengan registrasi PK-LEH yang dijadwalkan mengoperasikan penerbangan JT-111 mengalami masalah saat menjalani pemeriksaan rutin.
“Dalam proses pemeriksaan ditemukan komponen yang memerlukan penggantian dan pengerjaan lanjutan. Lion Air memutuskan menunda keberangkatan hingga seluruh proses perbaikan selesai dan pesawat dinyatakan aman untuk dioperasikan,” ujar Danang dalam keterangannya, Jumat (26/12/2025).
Penerbangan JT-111 semula dijadwalkan berangkat dari Jeddah pada 24 Desember 2025 pukul 20.00 AST atau 25 Desember 2025 pukul 00.00 WIB, namun belum dapat diberangkatkan karena pesawat PK-LEH memerlukan penanganan teknis lanjutan di Jeddah.
Sebagai langkah lanjutan, Lion Air mengirimkan suku cadang dari Jakarta ke Jeddah pada 25 Desember 2025 menggunakan pesawat Airbus A330 dengan registrasi PK-LEV. Maskapai juga menyiapkan opsi keberangkatan menggunakan pesawat tersebut dan menjadwalkan ulang penerbangan pada 25 Desember 2025 pukul 20.00 AST.
Namun, dalam proses persiapan, pesawat PK-LEV juga memerlukan penanganan teknis tambahan sehingga penerbangan kembali tertunda.
“Setelah seluruh proses perbaikan diselesaikan, pesawat PK-LEH dinyatakan serviceable atau laik terbang. Lion Air kemudian menjadwalkan keberangkatan penerbangan JT-111 pada 26 Desember 2025 pukul 08.00 AST,” jelas Danang.
Selama masa penundaan, Lion Air memastikan telah memberikan pelayanan kepada seluruh jemaah umrah, termasuk akomodasi hotel di Jeddah, konsumsi, serta pendampingan selama proses menunggu keberangkatan.
“Lion Air memahami keterlambatan ini berdampak pada kenyamanan dan rencana perjalanan jemaah. Namun keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas utama, disertai dengan upaya memberikan penanganan terbaik hingga seluruh jemaah dapat melanjutkan perjalanan dengan aman dan nyaman,” tutupnya. MK-mun/dtk
Redaktur: Munawir Sani
