Begal “Raja Tega” Pembacok Polisi di Lumajang Tewas Ditembak

jatanras-polda-jatim-tembak-mati-pelaku-curanmor-yang-serang-polisi-1765752300399_169

Jenazah Agus Sulaiman, buron begal yang ditembak mati Tim Jatanras Polda Jatim di RS Bhayangkara Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

SURABAYA(marwahkepri.com) — Sepak terjang Agus Sulaiman Fadli (30), buron begal yang membacok anggota polisi di Lumajang, berakhir setelah tewas ditembak mati oleh tim Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur. Pria asal Ranuyoso, Lumajang, yang dijuluki “raja tega” itu ditembak saat melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap di wilayah Pasuruan.

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur mengatakan, penindakan tegas terpaksa dilakukan karena pelaku membahayakan petugas saat proses penangkapan. Agus diketahui terlibat dalam pembacokan terhadap anggota Reskrim Polres Lumajang, Aiptu Susanto, pada Kamis (11/12/2025).

Jumhur menjelaskan, penangkapan Agus merupakan hasil pengembangan kasus pembacokan tersebut. Setelah kejadian di Lumajang, tim Jatanras langsung melakukan pemantauan intensif, namun pelaku sempat melarikan diri dan berpindah-pindah lokasi.

Proses pengejaran berlangsung selama beberapa hari dengan melakukan penyisiran ke rumah kerabat dan wilayah yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku. Pada Minggu malam (14/12/2025), tim memperoleh informasi bahwa Agus mengarah ke wilayah Pasuruan dan segera dilakukan pengejaran.

Saat akan ditangkap, Agus diketahui berboncengan dengan seorang rekannya di kawasan Apollo, Pasuruan. Dalam upaya penangkapan tersebut, rekan pelaku berhasil melarikan diri, sementara Agus melakukan perlawanan dengan membawa senjata tajam sehingga petugas melakukan tindakan tegas terukur.

Semasa hidupnya, Agus dikenal sebagai pelaku curanmor dan begal sadis yang telah berulang kali keluar masuk penjara. Wilayah operasinya meliputi Lumajang dan Jember, dengan modus menggunakan senjata tajam dalam setiap aksinya.

Menurut Jumhur, Agus dan komplotannya mendapat julukan “raja tega” karena tidak segan melukai korban maupun petugas yang berupaya menghentikan aksinya. Pelaku dinilai sangat meresahkan masyarakat di wilayah Jawa Timur bagian timur. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani