Jejak Dewi Astutik: Dari Pengajar Rp 20 Juta/Bulan hingga Pengendali Jaringan Narkoba Internasional

akhir-pelarian-dewi-astutik-mami-penyelundup-dua-ton-sabu-ditangkap-bnn-1764687792247_169

Akhir Pelarian Dewi Astutik 'Mami' Penyelundup Dua Ton Sabu Ditangkap BNN. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

SOLO (marwahkepri.com) — Bandar 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun bernama Dewi Astutik alias PA (43), warga Ponorogo, Jawa Timur, ditangkap di Kamboja oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN mengungkap bahwa sebelum menjadi gembong narkoba, Dewi sempat bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris dan Mandarin di negara tersebut.

“Hasil pendalaman lanjutan, sebelumnya yang bersangkutan di Kamboja kerja di beberapa tempat kursus bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengajar, per bulan pendapatan kurang lebih Rp 20 juta,” kata Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto saat dihubungi, Kamis (4/12/2025).

Dewi diketahui masuk ke Kamboja pada Februari 2023. Selain mengajar, ia juga sempat bekerja selama sebulan di sebuah tempat scamming atau penipuan. Kejahatan narkotika mulai dilakukan pada awal 2024 setelah ia bertemu seorang warga negara Nigeria berinisial DON yang disebut sebagai ‘Godfather’. Dari pertemuan itu, keduanya kemudian bersekongkol untuk melakukan transaksi narkotika lintas negara.

Sejak 3 Oktober 2024, nama Dewi masuk dalam red notice Interpol. Ia juga menjadi buronan pemerintah Korea Selatan atas kasus serupa.

Dewi ditangkap tanpa perlawanan pada Senin (1/12) di Kamboja. Penangkapan ini merupakan hasil kolaborasi internasional antara BNN RI, Bais perwakilan Kamboja, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Polri melalui Interpol, Bea Cukai, Kemenkeu, dan Kemenlu.

Menurut Suyudi, Dewi adalah salah satu WNI pengendali narkotika dari kawasan Golden Triangle selain Fredy Pratama. Ia kerap berpindah negara untuk mengelabui aparat. “Tentunya kesulitannya karena yang bersangkutan ini satu, dia adalah bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara satu, ke negara lain,” ujarnya dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/12).

Pada 17 November, BNN mendapat informasi mengenai keberadaan Dewi di Phnom Penh. “Pada saat yang bersangkutan berada di negara Kamboja, kita dengan kerja sama yang tadi saya sampaikan bisa menemukan titik yang bersangkutan sehingga kita lakukan penangkapan,” jelas Suyudi. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani