Orang Ketujuh Sembuh dari HIV Berkat Donor Stem Cel
Ilustrasi HIV. Foto: iStock
JAKARTA (marwahkepri.com) – Untuk ketujuh kalinya, pasien dengan kanker dan HIV berhasil mengeleminasi virus-virus tersebut dari tubuhnya. Semua berkat transfer stem cell yang sebenarnya lebih dirancang untuk menghilangkan sel kanker, namun justru HIV-nya turut disembuhkan. Tak sengaja bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia, kabar ini menjadi harapan baru untuk menjadikan stem cell sebagai opsi yang kian menjanjikan bagi kasus serupa.
Melansir IFL Science, dengan peningkatan pengobatan yang semakin modern, infeksi HIV dapat dibilang bukan lagi “hukuman mati” bagi pengidapnya. Di negara yang memiliki sistem kesehatan yang baik, atau setidaknya mampu menyediakan obat-obatan yang memadai, pasien dapat hidup dengan harapan hidup yang sama dengan orang-orang lainnya — meskipun kadang masih muncul beberapa gejala.
Namun, apabila pengobatan HIV dibatasi, risiko mengembangkan HIV menjadi AIDS akan lebih besar.
Selain obat-obatan yang sudah ada, transfer stem cell ini menjadi jalan baru untuk meningkatkan harapan kesembuhan total bagi pasien HIV. Dalam tujuh kasus ini, pasien yang berhasil sembuh menjalani donasi stem cell untuk mengobati kanker darah leukemia, tapi justru menyembuhkan HIV-nya.
Sejarahnya begini. Pada tahun 2008, ketika Timothy Ray Brown, yang telah hidup dengan HIV selama setidaknya 13 tahun, menerima dua transplantasi sel punca untuk leukemia myeloid akut (LMA). Untungnya bagi Brown, donor sel punca tersebut memiliki mutasi langka pada kedua versi gen yang menghasilkan reseptor CCR5, sebuah protein yang ditemukan pada permukaan berbagai jenis sel imun yang memungkinkan HIV untuk masuk ke dalamnya.
Orang dengan mutasi ini (disebut CCR5 Δ32) memiliki reseptor yang lebih kecil daripada populasi lainnya, sehingga hampir mustahil bagi virus untuk masuk ke dalam sel yang diinfeksinya. Meskipun diketahui bahwa orang dengan mutasi ini sebagian besar kebal terhadap HIV, fakta bahwa transplantasi sumsum tulang belakang cukup untuk mewariskan perlindungan merupakan sebuah kejutan. Brown pun berada dalam remisi HIV sejak saat itu.
Sebelum obat antiretroviral tersedia untuk mengobati HIV, keberhasilan Brown mungkin telah memicu gelombang pengobatan. Namun, transplantasi sel punca sangat mahal, menyakitkan, dan berbahaya, sehingga obat-obatan tetap menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang mengidap HIV.
Namun, ketika pasien HIV lain membutuhkan kemoterapi dan sel punca untuk limfoma Hodgkin, seorang donor dengan gen CCR5 Δ32 ditemukan. Pasien ini dinyatakan sembuh pada tahun 2020, dan kasus serupa terjadi sejak saat itu.
Kendati demikian, untuk mendapatkan sel punca atau stem cell yang cocok juga tak mudah. Karena itu, penelitian untuk menyembuhkan HIV lewat metode ini masih perlu pengembangan lebih lanjut. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani
