Minyak Jelantah Dapur MBG Mau Dibeli Singapore Airlines, Buat Apa?

IMG_8018

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. (Foto: Instagram)

JAKARTA (marwahkepri.com) — Minyak goreng bekas atau jelantah dari dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak lagi berakhir di tempat pembuangan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa minyak jelantah yang dihasilkan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) tengah dipersiapkan sebagai komoditas ekspor ke Singapura, dengan Singapore Airlines disebut berminat menjadi salah satu pembelinya.

Menurut Dadan, peluang ekspor ini muncul setelah mitra BGN yang mengelola SPPG melihat potensi besar dari volume minyak goreng yang digunakan setiap bulan.

“Setiap SPPG bisa memakai sekitar 800 liter minyak goreng per bulan, dan 70 persennya berubah menjadi minyak jelantah,” kata Dadan di kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta, Rabu, 19 November 2025.

Ia menjelaskan, jelantah tersebut kini tidak lagi dibuang, tetapi ditampung oleh para pelaku usaha untuk diolah kembali.

“Minyak jelantah ini tidak dibuang, ditampung oleh para entrepreneur dan kemudian diekspor dengan harga dua kali lipat, karena salah satu penggunanya adalah Singapore Airlines,” ujarnya.

Dadan menyebut Singapore Airlines sebagai maskapai berwawasan lingkungan yang menggunakan bahan bakar avtur berbasis bio. Minyak jelantah dari dapur MBG menjadi salah satu bahan baku yang relevan untuk kebutuhan tersebut.

“Minyak jelantah itu nanti dengan 30 ribu SPPG kali 550 liter, berapa juta liter per bulan bisa digunakan untuk bio-avtur,” tutur dosen Institut Pertanian Bogor itu.

Hingga kini, BGN melaporkan telah terbentuk 15.363 SPPG yang tersebar di 7.022 kecamatan, 509 kabupaten, dan 38 provinsi di Indonesia. Total penerima manfaat program MBG disebut telah mencapai 44,3 juta orang.

Dadan menilai program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu bukan hanya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi berantai. Mulai dari lapangan kerja baru hingga peningkatan nilai produk pertanian dan peternakan lokal.

“Program MBG ini tidak hanya bermanfaat untuk jutaan penerima, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas,” kata Dadan. MK-mun/tem

Redaktur: Munawir Sani