Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari COVID-19 Tapi Tak Dianggap Serius

ngng

Ilustrasi tuberkulosis (TBC). (Foto: kemenkes)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Ia menyebut jumlah kematian akibat TBC jauh melampaui korban pandemi COVID-19, namun kondisi ini kerap luput dari perhatian masyarakat karena perkembangan penyakitnya yang perlahan.

“Bayangkan, yang meninggal di atas 125 ribu orang. Kematian karena TBC lebih banyak daripada COVID, tapi kita tidak menganggapnya serius,” ujar Benjamin seusai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota DKI, Kamis (13/11/2025).

Pertemuan tersebut membahas upaya pengendalian TBC di Ibu Kota. Benjamin menuturkan, Indonesia kini menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk jumlah kasus TBC, setelah India.

“Sekitar 10 persen kasus TBC dunia ada di Indonesia,” ungkapnya.

Benjamin menjelaskan, pemberantasan TBC tidak bisa hanya bergantung pada pengobatan medis. Menurutnya, faktor sosial ekonomi, gizi, dan kesehatan masyarakat juga harus menjadi perhatian utama.

“Orang yang kekurangan gizi, daya tahan tubuhnya lemah, atau diabetesnya tidak terkontrol, sangat rentan terkena TBC. Jadi penanganannya harus lintas sektor,” jelasnya.

Untuk memperkuat upaya tersebut, pemerintah tengah menyiapkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Dalam revisi ini, jumlah kementerian dan lembaga yang terlibat akan diperluas dari 15 menjadi 35 instansi, termasuk TNI dan Polri.

“Kita mau serius, karena kalau 300 ribu orang dengan TBC masih berkeliaran tanpa pengobatan, penyakit ini tidak akan pernah hilang dari Indonesia,” tegas Benjamin.

Kementerian Kesehatan menargetkan penurunan signifikan kasus TBC pada tahun 2030, sejalan dengan target World Health Organization (WHO) untuk mencapai eliminasi TBC secara global.

“Penyakit ini memang berkembang perlahan, tapi dampaknya besar. WHO meminta agar Indonesia bisa menurunkan kasus TBC pada 2030. Kami sedang berjuang ke arah itu, dan saya senang Pak Gubernur mendukung penuh agar DKI menjadi wilayah percontohan,” pungkasnya. MK-mun/dtk

Redaktur: Munawir Sani