Jelang Akhir Tahun, Layanan Paspor di Imigrasi Natuna Meningkat

29dbdbb9-f4ea-4288-92b8-718ff36c541c

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai. (Foto: nang)

NATUNA (marwahkepri.com) — Pagi baru menunjuk pukul 09.00 WIB, namun suasana di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai sudah tampak sibuk. Aktivitas pelayanan publik tetap berjalan lancar, meski sebagian ruangan tengah dalam proses perbaikan.

Di balik meja pelayanan, sejumlah petugas tampak sigap melayani masyarakat yang datang untuk mengurus paspor. Antrean pun bergerak tertib sejak pagi.

“Setiap hari pasti ada peningkatan, apalagi menjelang akhir tahun seperti ini,” ujar Plt. Kepala Kantor Imigrasi Natuna, Romi Mandang, sambil tersenyum saat ditemui wartawan, Jumat (7/11/2025).

Menurut Romi, peningkatan jumlah pemohon paspor dari tahun ke tahun menjadi indikator positif tingginya mobilitas warga Natuna. Hal itu juga berdampak pada kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor layanan keimigrasian.

Ia menjelaskan, tarif layanan paspor saat ini telah menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2024.

Untuk paspor elektronik dengan masa berlaku lima tahun, biaya yang dikenakan sebesar Rp 650 ribu, sedangkan untuk paspor dengan masa berlaku sepuluh tahun, biayanya Rp 950 ribu.

Sementara itu, penggantian paspor yang hilang dikenai biaya Rp 1 juta, dan paspor rusak sebesar Rp 500 ribu.

Bagi pemohon yang membutuhkan layanan percepatan satu hari selesai, akan dikenai tambahan biaya Rp 1 juta.

“Artinya, hari itu buat, hari itu juga jadi,” tegas Romi.

Ia menekankan bahwa seluruh pembayaran harus dilakukan melalui bank yang ditunjuk pemerintah.

“Tidak ada pungutan lain di luar ketentuan. Pemohon cukup daftar online, bayar melalui bank, dan bawa bukti pembayarannya ke kantor imigrasi,” jelasnya.

Proses pembuatan paspor reguler sendiri memakan waktu sekitar tiga hari kerja, dengan persyaratan utama berupa KTP, Kartu Keluarga, dan akta lahir. Jika akta lahir tidak tersedia, ijazah dapat digunakan sebagai dokumen pendukung.

Suasana di ruang tunggu pun terasa nyaman. Dengan pendingin udara dan layar nomor antrean, masyarakat tampak tenang menanti giliran.

Bagi warga Natuna, paspor kini bukan sekadar dokumen perjalanan, melainkan simbol kemajuan mobilitas masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia.

“Semua sudah lebih mudah sekarang. Asal berkas lengkap dan daftar online, tinggal tunggu jadinya,” tutup Romi dengan senyum optimis. MK-nang

Redaktur: Munawir Sani