Sadis! Oknum Polisi Diduga Perkosa dan Bunuh Dosen di Bungo

pembunuhan-1762075493604_169

Tampang pelaku pembunuhan dosen wanita di Bungo, Jambi. (Foto: Istimewa)

DENPASAR (marwahkepri.com) – Kasus pembunuhan sadis mengguncang Kabupaten Bungo, Jambi. Seorang dosen perempuan berinisial EY, yang juga menjabat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo, ditemukan tewas di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025) siang.

EY ditemukan dalam kondisi terbaring di tempat tidur dengan tubuh tertutup sarung di rumahnya di Perumahan Al-Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah. Polisi menyebut korban diduga diperkosa sebelum dibunuh.

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, hasil olah tempat kejadian perkara menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Wajah, bahu, dan leher korban mengalami lebam, serta terdapat luka di bagian kepala,” ujarnya, dikutip dari detikSumbagsel.

Dugaan pemerkosaan diperkuat dengan ditemukannya cairan sperma di celana korban. Barang berharga milik korban seperti mobil dan motor juga dilaporkan hilang.

Pelaku Ditangkap Kurang dari 24 Jam

Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku berinisial W (22) pada Minggu (2/11/2025) siang di wilayah Tebo Tengah, Kabupaten Tebo. Dari hasil penyelidikan, pelaku diketahui merupakan anggota aktif Polres Tebo bernama Bripda Waldi.

Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Rimhot Nainggolan membenarkan penangkapan tersebut. “Benar, pelaku anggota Polres Tebo. Penangkapan dilakukan dengan back-up tim dari Polres Bungo,” ujarnya.

Pelaku kini telah diamankan di Mapolres Bungo dan menjalani pemeriksaan intensif.

Motif Asmara dan Proses Hukum

Kapolres Bungo AKBP Natalena menjelaskan, penyelidikan awal mengindikasikan adanya hubungan pribadi antara pelaku dan korban. “Motif sementara diduga karena masalah asmara, namun penyidik masih mendalami kemungkinan motif lain,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa proses hukum tetap berjalan tanpa pandang bulu meski pelaku merupakan anggota Polri. “Kami pastikan penanganan dilakukan secara profesional dan transparan,” tegas Natalena.

Sementara itu, tim dokter forensik RS Bhayangkara Polda Jambi telah dikerahkan untuk melakukan autopsi di RSUD Hanafie Bungo guna memperkuat bukti forensik.

Kasus ini menuai perhatian luas dari masyarakat karena melibatkan aparat yang seharusnya menjadi pelindung, namun justru diduga melakukan tindak kejahatan keji. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani