Ibu Negara Prancis Alami Tekanan Sosial Usai Disebut Transgender

adu-gaya-brigitte-macron-dan-kate-middleton-di-kunjungan-kenegaraan-1752116020892_43

Brigitte Macron Foto: Chris Jackson/Getty Images

JAKARTA (marwahkepri.com) – Teori konspirasi tak berdasar mengenai identitas gender Ibu Negara Prancis Brigitte Macron berdampak serius terhadap kondisi psikologisnya. Putrinya, Tiphaine Auzière, mengungkap bahwa sang ibu kini mulai merasa tidak percaya diri terhadap penampilan dan postur tubuhnya setelah menjadi sasaran serangan di dunia maya.

Dalam kesaksiannya di persidangan di Paris Correctional Court, Tiphaine menyebut Brigitte berusaha mengubah banyak hal dalam dirinya karena komentar jahat yang menuding dirinya dulunya laki-laki. “Dia tahu citranya bisa diputarbalikkan. Kini, dia sangat berhati-hati dengan postur tubuh dan pakaiannya sejak komentar di internet itu,” ujar Tiphaine.

Fitnah yang menuding Brigitte sebagai transgender bahkan berkembang hingga menyebutnya pedofil karena perbedaan usia 24 tahun dengan sang suami, Presiden Emmanuel Macron. Diketahui, Macron dulunya merupakan murid Brigitte di sekolah tempatnya mengajar. “Dia tidak bisa mengabaikan berbagai macam cerita mengerikan yang beredar. Dia terus diserang,” tambah Tiphaine.

Sebanyak 10 terdakwa kini diadili atas tuduhan menyebarkan fitnah dan melakukan pelecehan daring terhadap Brigitte Macron. Jaksa menyebut, tuduhan yang dilontarkan para terdakwa bukan hanya menyerang identitas pribadi sang Ibu Negara, tetapi juga bermuatan hinaan terkait perbedaan usia dalam pernikahannya dengan Presiden Macron.

Kasus ini berawal dari laporan resmi pada Agustus 2024, disusul penangkapan para pelaku pada Februari dan Maret 2025. Selain di Prancis, pasangan Macron juga mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap podcaster konservatif Candace Owens di negara bagian Delaware, Amerika Serikat, yang turut menyebarkan tuduhan serupa. MK-wlp

Redaktur : Munawir Sani