Asal Usul Layar Sentuh: Ketika Sentuhan Jadi Bahasa Teknologi

AQN1gqF_K8RRXIL31v1yje4mnfvDlKMOKQe5eoMgvYSsI5L0rq01MBXdRxs1ECjhWQW1qsvRAlSJuQC6oQBdbkS4O7wpRPpQ5wnuAP9llymXuAgl-0mDQbGTzpJr4WxGX9NanMm86M5XOHsx0fFgKouD7auMKA

Ilustrasi asal usul layar sentuh. (f: mun)

MARWAHKEPRI.COM – Setiap kali kita mengetuk layar ponsel, menggeser foto, atau memperbesar peta dengan dua jari, jarang sekali kita berpikir: siapa sebenarnya yang menemukan layar sentuh? Teknologi yang kini jadi bagian hidup sehari-hari ini ternyata punya perjalanan panjang — dimulai dari laboratorium ilmuwan, bukan dari perusahaan teknologi besar.

Semua berawal pada tahun 1965. Seorang ilmuwan asal Inggris bernama E.A. Johnson sedang bekerja di Royal Radar Establishment, Malvern. Ia mengembangkan sebuah layar yang bisa merespons sentuhan manusia untuk membantu sistem kontrol lalu lintas udara. Dua tahun kemudian, temuannya diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Dari situlah cikal bakal layar sentuh kapasitif — teknologi yang kelak menjadi dasar ponsel pintar — lahir.

Beberapa tahun berselang, pada awal 1970-an, peneliti asal Amerika Serikat, Dr. Samuel C. Hurst, menemukan teknologi bernama Elograph. Tidak seperti layar Johnson yang merespons sentuhan jari, Elograph bekerja dengan tekanan. Temuan inilah yang kemudian dikenal sebagai layar resistif — jenis layar yang banyak digunakan pada mesin ATM dan perangkat industri pada masa itu.

Layar sentuh terus berkembang, tapi baru benar-benar masuk ke kehidupan banyak orang setelah tahun 2007, saat Apple memperkenalkan iPhone dengan layar multi-sentuh. Untuk pertama kalinya, orang bisa mencubit dan menggeser layar dengan mudah — sebuah terobosan yang membuat layar sentuh menjadi simbol modernitas.

Kini, hampir semua benda punya layar sentuh: ponsel, tablet, mobil, hingga mesin kopi di kafe. Bahkan, teknologi sentuhan di udara — tanpa harus menyentuh permukaan sama sekali — sudah mulai dikembangkan.

Siapa sangka, inovasi kecil dari laboratorium radar di Inggris puluhan tahun lalu kini menjadi bagian tak terpisahkan dari cara manusia berinteraksi dengan dunia digital. Layar sentuh bukan sekadar alat, tapi juga simbol evolusi cara kita “menyentuh” teknologi. MK-mun

Redaktur : Munawir Sani