Bill Gates Ungkap Dua Penyesalan Terbesarnya: Perceraian dan Kegagalan Android
Pendiri Microsoft, Bill Gates. (f: meta)
JAKARTA(marwahkepri.com) — Dikenal sebagai salah satu tokoh teknologi paling berpengaruh di dunia, Bill Gates rupanya tetap menyimpan dua penyesalan besar dalam hidupnya. Pendiri Microsoft itu mengaku bahwa perceraian dengan Melinda Gates dan kegagalan Microsoft bersaing di pasar sistem operasi mobile menjadi dua hal yang paling ia sesali.
Dalam wawancara yang dikutip dari Independent, Gates menyebut meski kini ia merasa lebih ceria setelah perceraiannya pada tahun 2021, ia tetap menyesali bagaimana pernikahan itu berakhir.
“Itu kesalahan yang paling saya sesali,” ungkap pria berusia 69 tahun itu.
Gates menambahkan bahwa, meski ada kegagalan lain dalam hidupnya, tidak ada yang lebih berat dibandingkan perpisahan dengan Melinda.
“Ada hal lain yang saya sesali, tapi tidak ada yang sepenting itu,” ujarnya.
Walau begitu, hubungan keduanya tetap terjaga dengan baik. Mereka masih sering bertemu dalam berbagai acara keluarga.
“Kami punya tiga anak dan dua cucu, jadi kami tetap berinteraksi. Anak-anak kami baik-baik saja dan punya nilai-nilai yang kuat,” kata Gates.
Gagal menandingi Android
Selain urusan pribadi, Gates juga menyoroti penyesalan terbesarnya di bidang bisnis: Microsoft gagal menyaingi Android di pasar sistem operasi ponsel.
“Kesalahan terbesar saya adalah kesalahan manajemen yang membuat Microsoft tidak bisa jadi seperti Android,” ujarnya.
Microsoft sebenarnya sempat meluncurkan Windows Mobile dan kemudian Windows Phone 7 pada tahun 2010. Sistem operasi tersebut sempat mendapat pujian karena tampilannya yang inovatif dengan antarmuka kotak-kotak khas “Live Tiles”.
Namun, meski sempat bekerja sama dengan Nokia, Windows Phone tak mampu menandingi dominasi Android dan iOS di pasar global. Proyek itu pun akhirnya dihentikan, dan Microsoft fokus kembali ke ekosistem perangkat lunak dan layanan cloud.
Kini, Gates mengakui bahwa momen itu menjadi salah satu titik balik besar dalam perjalanan kariernya.
“Itu kesempatan besar yang terlewat. Android seharusnya bisa jadi milik Microsoft,” katanya. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani
