Satu Tahun IWOI Natuna: Bara yang Tak Padam di Ujung Negeri

3cba6082-fece-44c2-8151-c7e59d4ee7c0

Ketua DPD IWOI Natuna, Baharullazi, memotong tumpeng sebagai simbol rasa syukur pada peringatan HUT ke-1 Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Natuna di Water Boom Ranai Darat, Selasa (21/10/2025). (f: nang)

NATUNA (marwahkepri.com) — Angin pagi berhembus lembut di kawasan Water Boom Ranai Darat, Selasa (21/10/2025). Di antara desir dedaunan dan riuh air kolam, sehelai spanduk sederhana bertuliskan “Dirgahayu Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Ke-1 DPD Natuna” berkibar gagah. Tak hanya sekadar tanda perayaan, tetapi simbol perjalanan baru bagi para penjaga kata di ujung utara Indonesia.

Satu per satu tamu berdatangan — dari pejabat daerah hingga sesama jurnalis. Mereka bukan datang membawa kemewahan, melainkan semangat: menjaga bara kecil bernama integritas pers.

Ketua DPD IWOI Natuna, Baharullazi, tampil di hadapan hadirin dengan suara tenang namun tegas.

“Jadikan ulang tahun ini bukan sekadar acara seremonial,” ujarnya. “Tapi sebagai pengingat bahwa kita, para wartawan, adalah pilar keempat yang menjaga keseimbangan negeri.”

Kata-katanya sederhana, namun terasa dalam. Di tengah arus media sosial yang deras dan cepat, pesan itu seolah menjadi jangkar — agar jurnalis tak kehilangan arah.

Dari barisan depan, Rahmat Turizal, penasehat IWOI, menimpali dengan gaya khas Melayu yang meneduhkan.

“Organisasi yang sedang naik daun, biasanya goncangannya kuat,” ujarnya berpantun ringan. “Maka menulislah dengan hati, karena tinta yang jujur takkan pernah luntur.”

Tawa kecil mengiringi, tapi maknanya menancap tajam. Dunia media kini tak hanya bicara soal berita, tapi juga tentang bagaimana menjaga kepercayaan publik di tengah badai informasi palsu.

Sementara itu, Asisten I Pemkab Natuna, Khaidir, hadir mewakili pemerintah daerah. Ia menyadari, hubungan antara pemerintah dan insan media kini berada di masa yang menantang.

“Anggaran publikasi mungkin tak sebesar dulu,” katanya jujur. “Tapi kami tetap percaya, peran pers tak tergantikan dalam membangun dan menuntun arah masyarakat.”

Di pinggir kolam, para wartawan menatap langit Ranai yang teduh. Ada kebanggaan kecil yang tak bisa dijelaskan — kebanggaan menjadi bagian dari sejarah, meski sederhana. Satu tahun IWOI Natuna bukan akhir perjalanan, tapi awal dari perjuangan panjang menjaga bara kebenaran.

Forkopimda, perwakilan Pertamina, Kepala Imigrasi, Ketua Pemuda Pancasila, hingga tokoh masyarakat turut hadir. Semuanya melebur dalam suasana akrab dan hangat. Di tempat itu, pilar keempat demokrasi berdiri tegak — bukan karena kekuasaan, tapi karena kejujuran. MK-nang

Redaktur : Munawir Sani