Starbucks Rombak Besar-Besaran, 900 Posisi Kerja Dipangkas dan Gerai Ditutup

shutterstock-editorial-14418023bd

Starbucks. (f: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Starbucks mengumumkan langkah besar dalam restrukturisasi bisnisnya dengan menutup sejumlah kedai kopi yang dianggap tidak produktif di kawasan Amerika Utara serta memangkas sekitar 900 posisi pekerjaan. Kebijakan ini merupakan bagian dari rencana efisiensi senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun (kurs Rp16.800/US$) yang bertujuan mengembalikan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas perusahaan.

Mengutip CNBC, keputusan tersebut diambil setelah dilakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja gerai dan struktur organisasi. Starbucks ingin kembali menghadirkan pengalaman klasik yang melekat pada brand-nya, di antaranya dengan mengembalikan penggunaan cangkir keramik, menciptakan ruang yang lebih nyaman, serta mempercepat pelayanan untuk mengurangi waktu tunggu pelanggan.

Dalam surat resmi kepada karyawan, CEO Starbucks, Brian Niccol, menegaskan bahwa penutupan hanya akan dilakukan pada gerai-gerai yang dinilai tidak mampu menciptakan lingkungan sesuai ekspektasi pelanggan maupun karyawan (mitra Starbucks), atau tidak memiliki prospek untuk mencapai kinerja finansial yang sehat.

“Selama peninjauan, kami mengidentifikasi kedai kopi yang tidak mampu menciptakan lingkungan fisik yang diharapkan pelanggan dan mitra kami, atau yang tidak memiliki peluang untuk mencapai kinerja finansial. Lokasi tersebut akan ditutup,” ujar Niccol, dikutip CNBC, Kamis (25/9/2025).

Selain penutupan gerai, Starbucks juga akan melakukan pemangkasan tenaga kerja pada tim pendukung serta membatalkan sejumlah posisi yang saat ini masih terbuka. Hal ini menyusul langkah serupa pada Februari 2025, ketika perusahaan lebih dulu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.100 karyawan.

Niccol menambahkan, tujuan utama dari restrukturisasi ini adalah menciptakan sistem kerja yang lebih ramping dan efektif. “Kami menyederhanakan struktur dengan menghilangkan duplikasi, serta menciptakan tim yang lebih kecil dan lebih gesit,” ujarnya, dikutip Reuters, Selasa (25/2/2025).

Restrukturisasi besar-besaran ini diharapkan mampu memperkuat fondasi bisnis Starbucks di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan perilaku konsumen pascapandemi. Dengan fokus baru pada efisiensi, kualitas layanan, serta pengalaman pelanggan yang lebih otentik, perusahaan berharap dapat mengembalikan tren pertumbuhan yang sempat melambat dalam beberapa tahun terakhir. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani