Bupati Kasmarni Dukung Aliansi Honorer Non Database Bengkalis Perjuangkan Nasib ke Pusat

Tenaga honorer yang tergabung dalam Aliansi Honorer Non-Database Kabupaten Bengkalis menggelar audiensi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis pada Senin, 29 September 2025 di Wisma Sri Mahkota Bengkalis. (Foto: inf)
BENGKALIS (marwahkepri.com) – Tenaga honorer yang tergabung dalam Aliansi Honorer Non-Database Kabupaten Bengkalis menggelar audiensi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis pada Senin, 29 September 2025 di Wisma Sri Mahkota Bengkalis.
Audiensi ini menjadi ruang bagi para honorer yang tidak masuk dalam kategori PPPK Paruh Waktu itu untuk menyampaikan keresahan mereka terkait status yang tidak jelas serta ancaman pemutusan hubungan kerja pada 2026 mendatang.
Ketua Aliansi Honorer Non-Database Kabupaten Bengkalis Panca Dharma Pasaribu, menyampaikan ribuan tenaga Honorer Non-Database di Bengkalis saat ini tidak mendapatkan kejelasan status meski telah bertahun-tahun mengabdi.
“Selama ini kami bekerja dan mengabdi, tapi tidak masuk dalam sistem. Banyak dari kami berstatus TMS dan tidak lolos seleksi CPNS 2024 karena terbatasnya formasi untuk jenjang SMA/D3,” jelas Panca.
Panca menyoroti persoalan kurangnya sosialisasi kebijakan dari pusat ke daerah, perubahan regulasi yang mendadak, dan ancaman penghapusan tenaga honorer pada 2026 sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2023.
“Kami bukan menuntut hak berlebihan. Kami hanya minta kejelasan dan perlindungan agar tetap bisa bekerja dan hidup layak,” tambahnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Bengkalis Kasmarni menyampaikan komitmen penuh untuk mendukung dan memperjuangkan nasib tenaga honorer. Ia mengakui karena regulasi berasal dari pusat, ruang gerak daerah terbatas.
“Tapi apapun tantangannya, kami akan tetap mencari jalan agar adik-adik honorer tetap bisa menerima haknya. Kami menyadari sepenuhnya, tanpa pendamping desa dan tenaga honorer, banyak pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik,” tegasnya.
Kasmarni menyebut Pemkab Bengkalis telah mengirimkan surat resmi ke Kementerian PAN-RB dan terus menjalin komunikasi agar solusi terbaik dapat ditemukan.
“Kalau jalur formal sulit, kita cari jalur lain. Yang penting aspirasi honorer sampai. Kami akan kawal langsung, bersama DPRD dan perwakilan aliansi,” ujar Bupati.

Diungkapkan orang nomor satu di Negeri Junjungan dihadapan perwakilan Aliansi Honorer Non-Database, begitu besarnya Pemkab ingin mempertahankan honorer agar tidak adanya PHK. Karena jelas, dalam mendukung Visi Bengkalis Bermarwah, Maju dan Sejahtera serta Unggul di Indonesia tetap tak terlepas dari bantuan para tenaga honorer.
Bahkan, meski regulasi berasal dari Pemerintah Pusat, Pemkab Bengkalis telah menyiapkan anggaran untuk tenaga Honorer Non-Database pada tahun anggaran 2026.
Sementara itu, Ketua DPRD Bengkalis Septian Nugraha menegaskan bahwa lembaganya mendukung penuh perjuangan honorer dan siap memfasilitasi komunikasi dengan pemerintah pusat.
“Kami menyarankan agar ditunjuk perwakilan dari aliansi untuk ikut bersama Komisi I dan BKPP melakukan koordinasi langsung ke pusat. Kita tidak ingin suara daerah ini terputus di tengah jalan,” ujar Ketua DPRD.
Septian juga menambahkan bahwa secara pribadi, pihaknya siap bergotong royong untuk mendukung logistik perjuangan tersebut, agar tidak menjadi beban bagi pemerintah daerah semata.
Disisi lain Camat Mandau Riki Rihardi memberikan masukan agar aspirasi dari Bengkalis, yang mewakili ribuan tenaga honorer, harus disuarakan dengan cermat agar kebijakan dan keputusan yang diambil mencerminkan realitas di lapangan.
“Alangkah baiknya jika pertemuan dengan pusat nantinya dilakukan secara kolaboratif dan berskala luas. Aliansi Honorer Non Database perlu membangun jaringan komunikasi lintas kabupaten/kota di Riau agar suara kita memiliki bobot signifikan, strategi lebih efektif dan aspirasi tersampaikan secara jelas serta optimal. Dengan pendekatan ini, perjuangan tidak hanya menjadi permasalahan lokal, tetapi bisa diperhitungkan dalam skala provinsi,” kata Camat Mandau.
Audiensi yang berlangsung hangat dan tertib diwarnai dialog terbuka antara aliansi dan jajaran pemerintah itu menghasilkan kesepakatan yang mana DPRD dan Pemkab Bengkalis sepakat memfasilitasi dan ikut mengawal 5 sampai 7 orang perwakilan Honorer Non-Database untuk audiensi langsung ke Kementerian PAN-RB dan BKN.
Turut hadir dalam audiensi itu, Sekretaris Daerah Bengkalis Ersan Saputra, Staf Ahli Bupati Bidang SDM Johansyah Safri, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Andris Wasono, Kepala BKPP Djamaludin bersama Kepala Perangkat Daerah lainnya serta Camat di Kabupaten Bengkalis. MK/inf
Redaktur: Munawir Sani