Lapangan Kerja dan Penurunan Kemiskinan Dibahas dalam Dialog Terbuka Pemkab Lingga

Bupati Lingga, M. Nizar saat memberikan jawaban terkait minimnya lapangan pekerjaan. (F: Faisal/Prokopim)
LINGGA (marwahkepri.com) – Minimnya lapangan pekerjaan kembali menjadi keluhan utama masyarakat dalam dialog terbuka yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, Selasa (9/9/2025). Suasana sempat menghangat ketika Wakil Ketua Generasi Anak Melayu (Geram), Zulfikar, menyampaikan keresahan warga terkait sulitnya mencari penghasilan tetap di tengah biaya hidup yang kian menekan.
“Banyak warga kesulitan mendapatkan penghasilan tetap. Minimnya lapangan kerja sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami ingin tahu langsung, apa langkah nyata pemerintah dalam membuka peluang kerja, apalagi dengan isu investasi yang katanya akan masuk ke Lingga,” tegas Zulfikar di hadapan Bupati Lingga, Muhammad Nizar.
Menjawab pertanyaan itu, Nizar menekankan bahwa pemerintah tidak ingin gegabah dalam menyampaikan isu investasi agar tidak menimbulkan ekspektasi berlebihan di masyarakat. Ia memastikan, sejumlah investasi kini sudah mulai terealisasi, terutama di sektor perkebunan.
“Saat ini ada beberapa investasi yang berjalan. Salah satunya perkebunan kelapa sawit di Lingga Timur dan Utara oleh PT CSA, yang sudah memberi dampak positif dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, ada juga perkebunan sengon di Desa Linau, insyaallah pertengahan bulan ini pihak perusahaan akan mendrop mesin untuk memulai produksi,” jelasnya.
Lebih jauh, Nizar memaparkan capaian penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Lingga yang sebelumnya berada di 11,26 persen kini menurun menjadi 9,9 persen. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa pemerintah hadir dan berkomitmen menekan kemiskinan ekstrem melalui program pembangunan yang lebih terarah.
“Dialog ini penting untuk bertukar pikiran. Apa saja yang belum optimal akan kita dengarkan bersama, karena pemerintah terbuka terhadap aspirasi masyarakat,” tambahnya.
Dialog terbuka yang berlangsung dinamis itu menjadi ajang penting mempertemukan pemerintah dan masyarakat dalam satu ruang komunikasi. Harapannya, suara-suara kritis dari masyarakat dapat menjadi energi baru untuk mempercepat pembangunan, terutama dalam menciptakan lapangan kerja yang sangat dinantikan oleh warga Lingga. (mk/willy)