Lonjakan Kekayaan Bupati Natuna Cen Sui Lan Capai Rp 293 Miliar, Publik Bertanya-tanya

11bf1119-db56-4ca4-a3a4-12df0c862647

Bupati Natuna Cen Sui Lan. (Foto: istimewa)

NATUNA (marwahkepri.com) – Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Bupati Natuna, Cen Sui Lan, mencatat lonjakan mencengangkan.

Dalam kurun waktu kurang dari setahun, kekayaannya meningkat dari Rp 1,11 miliar menjadi Rp 293 miliar, atau naik lebih dari 26.000%. Data ini diambil dari laporan resmi yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada LHKPN 2023 (dilaporkan 20 Agustus 2024), Cen melaporkan total kekayaan Rp 1,11 miliar yang terdiri dari dua bidang tanah di Batam senilai Rp 950 juta dan kas Rp 162 juta. Namun, pada LHKPN 2024 (dilaporkan 13 Maret 2025), kekayaannya melonjak menjadi Rp 293 miliar, mencakup 13 aset tanah dan bangunan di Batam dengan nilai tertinggi Rp 76 miliar, serta kas Rp 10 miliar. Tidak ada kendaraan, surat berharga, atau usaha besar yang dilaporkan.

Lonjakan ini memicu pertanyaan publik:

Apakah aset tersebut memang sudah lama dimiliki dan baru dilaporkan?

Apakah ada pengalihan aset atau transaksi besar dalam waktu singkat?

Mengapa tidak ada bentuk aset lain yang biasanya tercatat dalam jumlah kekayaan sebesar itu?

Sebelumnya, Cen dikenal sebagai pejabat dengan kekayaan relatif kecil dan bahkan sempat disebut salah satu bupati termiskin di Kepri. Tidak ada catatan publik mengenai usaha besar atau bisnis properti yang dapat menjelaskan lonjakan kekayaan fantastis tersebut.

KPK menegaskan bahwa LHKPN diisi langsung oleh penyelenggara negara yang bersangkutan. Verifikasi mendalam baru dilakukan jika ada laporan atau indikasi mencurigakan. Hingga kini, belum ada konfirmasi apakah KPK akan menindaklanjuti kasus ini.

Pengamat hukum tata negara menilai laporan yang jujur adalah awal dari integritas. Tapi tanpa verifikasi, kejujuran bisa berubah jadi ilusi.

Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada Cen Sui Lan dan Partai Golkar belum mendapat tanggapan. Nomor telepon yang dihubungi juga tidak aktif. MK-nang

Redaktur: Munawir Sani