Krisis Gaza Parah, Dunia Arab Dituding Hanya Pandai Mengutuk

Serangan Israel di Gaza, 31 Oktober 2023. Foto: AP/Doaa AlBaz
JAKARTA (marwahkepri.com) – Kritik tajam dilontarkan Profesor Emeritus Amin Saikal dari The University of Western Australia terhadap ketidakmampuan negara-negara Arab dan Islam dalam merespons konflik berkepanjangan di Gaza. Dalam tulisannya yang dimuat di The Conversation dan situs kampusnya pada 31 Juli 2025, Saikal menilai bahwa kekuatan retorika Dunia Muslim tak sejalan dengan tindakan nyata.
Saikal menyebut Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) – badan yang mengklaim mewakili suara kolektif umat Islam dunia – telah gagal menjalankan peran strategisnya. Dalam menghadapi dua tragedi besar umat Muslim, yaitu kehancuran Gaza dan penindasan di Afghanistan oleh Taliban, OKI dinilai hanya kuat di kata-kata, lemah di aksi.
“Negara-negara Muslim sangat tidak efektif. OKI memang piawai dalam mengeluarkan pernyataan, tapi tidak diikuti langkah konkret,” tulis Saikal, Selasa (5/8/2025).
Potensi Besar yang Gagal Dioptimalkan
Menurut Saikal, negara-negara OKI memiliki sumber daya diplomatik dan ekonomi yang besar, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal. Ia menyebut Mesir dan Yordania seharusnya bisa didesak membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Negara seperti Uni Emirat Arab, Maroko, dan Bahrain bahkan tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel di tengah serangan brutal yang menewaskan lebih dari 60.000 warga Gaza.
Tak hanya itu, negara-negara kaya minyak seperti Arab Saudi dan UEA memiliki kekuatan ekonomi untuk menekan Amerika Serikat dalam pengiriman bantuan senjata ke Israel. Namun, menurut Saikal, tekanan semacam itu tak pernah muncul secara signifikan.
Perpecahan Internal OKI Jadi Penghambat
Saikal menilai kegagalan OKI bukan tanpa sebab. Perbedaan ideologi, kepentingan politik, dan persaingan sektarian membuat organisasi ini tidak mampu menyatukan suara untuk isu sebesar Gaza. Ia mengusulkan agar OKI mereformasi diri menjadi “pembangun jembatan geopolitik” yang mampu merumuskan strategi lintas batas negara dan kepentingan.
“Sudah saatnya OKI ditinjau ulang. Dunia Muslim membutuhkan wadah yang tidak hanya bersuara, tapi juga bertindak,” tegasnya.
Krisis Gaza Semakin Memburuk
Sementara itu, kondisi di Gaza kian mengenaskan. Berdasarkan data terbaru dari sumber medis dan kantor berita WAFA, jumlah korban tewas akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 60.900 jiwa—mayoritas perempuan dan anak-anak. Krisis kelaparan juga meluas, sementara tim penyelamat masih kesulitan menjangkau korban akibat reruntuhan dan blokade. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani