Dukung Ketahanan Pangan, Lanud RSA Tanam 300 Bibit Kelapa Genjah Entok

25ec6998-8104-4de2-8181-40536fefb51b

Danlanud RSA, Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara memimpin penanaman 300 bibit kelapa jenis Genjah Entok dan kelapa lokal di lahan kosong yang berada tepat di depan kantor Danlanud, Rabu (30/7/2025). (Foto: nang)

NATUNA (marwahkepri.com) – Suasana pagi di Pangkalan Udara (Lanud) Raden Sadjad (RSA), Natuna, terasa berbeda pada Rabu (30/7/2025). Puluhan anggota TNI AU sibuk dengan cangkul dan bibit kelapa di tangan, bukan berbaris atau bersiap dengan pesawat.

Kegiatan hari itu adalah bagian dari program pemanfaatan lahan tidur milik Lanud RSA, yang digagas sebagai kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Dipimpin langsung Danlanud RSA, Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara, sebanyak 300 bibit kelapa jenis Genjah Entok dan kelapa lokal ditanam secara serempak di lahan kosong yang berada tepat di depan kantor Danlanud.

Ini merupakan bagian awal dari target 1.000 batang kelapa yang akan ditanam secara bertahap dalam beberapa waktu ke depan.

“Ini murni dari hasil swadaya anggota Lanud RSA. Harapannya, nanti bisa didukung pemerintah, terutama untuk program peremajaan kelapa,” ujar Kolonel Ketut dalam konferensi pers usai kegiatan.

Menurutnya, pemilihan jenis Genjah Entok bukan tanpa pertimbangan. Selain berbuah lebih cepat, yaitu sekitar 3 hingga 3,5 tahun, varietas ini juga dikenal memiliki produktivitas tinggi dan cocok dengan struktur tanah di kawasan Lanud RSA.

“Kalau ditanam dengan serius, hasilnya bisa sangat menjanjikan. Buahnya banyak dan cepat panen,” tambahnya.

Kegiatan ini turut disambut positif oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, Wan Syazali, yang hadir langsung di lokasi. Ia menyebut inisiatif Lanud RSA sebagai langkah inspiratif dalam mengelola lahan tak produktif yang selama ini banyak terabaikan.

“Danlanud memberikan contoh yang bagus. Ini bisa jadi role model bagi petani kita dalam memanfaatkan lahan tak produktif,” ujar Wan Syazali.

Ia juga menjelaskan bahwa Dinas Pertanian telah menjalankan program penyuluhan rutin kepada kelompok tani, dan mulai 2024 hingga 2025 akan menyalurkan bantuan pupuk secara bertahap.

Untuk bantuan bibit kelapa, fokus akan diarahkan pada varietas kelapa dalam mulai tahun depan, sembari menunggu kebijakan lanjutan dari pemerintah daerah.

“Kelapa dalam harganya lebih murah dan lebih mudah ditanam dibanding kelapa Genjah Entok yang butuh penanganan lebih khusus,” jelasnya.

Kelapa Genjah Entok merupakan varietas unggulan lokal yang kini semakin diminati karena keunggulan produktivitasnya. Bibit ini biasanya mulai berbuah dalam waktu 3 hingga 5 tahun dan menghasilkan buah secara konsisten. Karakter inilah yang membuatnya ideal untuk kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor.

Di sisi lain, kelapa dalam memiliki masa panen yang lebih panjang—antara 6 hingga 8 tahun—namun dikenal lebih tahan lama dan mampu bertahan hingga puluhan tahun. Varietas seperti Kelapa Dalam Sawarna dan Kelapa Dalam Padang Pariaman lazim ditanam untuk tujuan jangka panjang, seperti industri olahan kelapa atau bahan baku ekspor.

Kegiatan tanam pohon yang dilakukan Lanud RSA bukan sekadar aktivitas penghijauan, melainkan simbol dari penanaman harapan. Harapan akan keberlanjutan pangan, pemanfaatan lahan yang sebelumnya terbengkalai, hingga penguatan ekonomi masyarakat lokal ke depannya.

Dengan semangat gotong royong dan swadaya yang tinggi, para prajurit TNI AU di Lanud RSA membuktikan bahwa pengabdian pada bangsa tidak hanya dilakukan di langit, tapi juga bisa dilakukan melalui tanah—dengan menanam pohon, menjaga lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih hijau dan produktif. Minang

Redaktur: Munawir Sani