Setelah Rojali, Kini Rohana Juga Jadi ‘Hantu’ di Mal

akhir-libur-tahun-baru-warga-serbu-mal-di-jakarta_169

Kondisi Mal RI Banyak Diisi Rojali dan Rohana/Foto: Andhika Prasetia

JAKARTA (marwahkepri.com) – Setelah munculnya istilah rojali alias “rombongan jarang beli”, kini pusat perbelanjaan juga dihadapkan pada tren baru bernama rohana – “rombongan hanya nanya”. Fenomena ini turut mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat dan berdampak langsung pada penurunan omzet pusat perbelanjaan.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja, menjelaskan bahwa kehadiran konsumen yang sekadar bertanya tanpa membeli memang merupakan bagian dari interaksi normal di pusat perbelanjaan.

“Pusat belanja itu bersifat offline, jadi wajar kalau ada interaksi seperti tawar-menawar atau sekadar tanya harga. Itu bukan hal baru,” ujar Alphonsus saat menghadiri peresmian 100 merek UMKM di salah satu mal di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Menurutnya, fungsi pusat perbelanjaan kini tidak lagi semata-mata untuk berbelanja. Tempat ini juga menjadi ruang hiburan, edukasi, hingga sosialisasi bagi masyarakat. Karena itu, tren rohana dan rojali dianggap sebagai dinamika yang muncul secara berkala.

Namun, Alphonsus mengakui bahwa pola belanja konsumen yang lebih memilih produk dengan harga murah turut berkontribusi terhadap penurunan omzet.

“Masyarakat kelas menengah ke bawah sekarang cenderung memilih barang dengan harga satuan rendah. Itu tentu berdampak terhadap omzet secara keseluruhan,” pungkasnya. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani