Superman James Gunn: Simbol Baru Amerika yang Lebih Inklusif

Superman versi james gunn. (f: net)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Genre film superhero mengalami pergeseran besar. Tak lagi sekadar soal pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, kini karakter seperti Superman menjadi representasi dari nilai-nilai sosial dan identitas kebangsaan yang lebih luas. Sutradara James Gunn menekankan bahwa Superman adalah kisah tentang harapan dan kebaikan manusia—sebuah pesan yang dirasa makin relevan dalam dunia yang terpolarisasi.
“Superman adalah imigran. Dia datang dari tempat lain, tumbuh di Amerika, dan memperjuangkan nilai-nilai universal—kebaikan, empati, dan keadilan. Itu adalah inti dari karakter ini,” ungkap Gunn dalam wawancara bersama Times.
Namun, perubahan narasi ini tidak lepas dari kontroversi. Aktor Dean Cain—yang pernah memerankan Superman dalam serial tahun 90-an—menyebut pendekatan baru ini sebagai bentuk budaya woke yang berlebihan. Menurut Cain, Hollywood terlalu jauh menggeser karakter klasik untuk memenuhi agenda sosial masa kini.
Cain juga menyuarakan pandangannya soal imigrasi dalam konteks Superman, menyatakan bahwa meskipun Superman adalah alien, tetap harus ada aturan. Komentarnya pun langsung memicu perdebatan di media sosial.
Namun bagi banyak orang, komentar Cain justru menyoroti perbedaan mendasar antara nostalgia masa lalu dan relevansi modern. Sean Gunn, yang juga terlibat dalam film ini sebagai aktor, membalas tegas, “Jika kamu menolak imigran, kamu menolak cara hidup Amerika itu sendiri.”
Konflik ini mencerminkan pergeseran besar dalam perfilman: superhero tak lagi netral. Mereka kini mencerminkan harapan, kekhawatiran, dan tantangan sosial yang nyata. Superman pun berubah dari simbol keperkasaan satu dimensi, menjadi metafora untuk perjuangan identitas, inklusivitas, dan nilai dasar kemanusiaan.
Film ini bukan hanya tentang menyelamatkan dunia—tapi juga tentang mempertanyakan, siapa yang layak diselamatkan, dan untuk nilai-nilai seperti apa?