Pusat Layanan Autis Batam Krisis Terapis, Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Terhenti

IMG_6138

Pusat Layanan Autis (PLA) Batam kini mengalami krisis tenaga terapis. (Foto: mun)

BATAM (marwahkepri.com) – Pusat Layanan Autis (PLA) Batam kini mengalami krisis tenaga terapis. Kondisi ini dikeluhkan orang tua siswa karena berdampak pada terhentinya layanan terapi selama dua bulan terakhir.

“Saat ini hanya ada satu terapis. Sebelumnya ada tiga, tapi dua orang sudah lolos seleksi PPPK. Kalau yang satu lagi lolos, tidak ada terapis lagi di PLA,” ujar Rana, salah satu orang tua siswa, Rabu (2/7/2025).

Akibat kekurangan tenaga, jumlah anak yang mengikuti terapi di PLA menurun drastis dari 60 menjadi hanya 15 orang. Selain layanan terapi yang terhenti, kebersihan dan aktivitas di PLA juga terganggu.

“Kotor di mana-mana. Kami orang tua terpaksa iuran Rp 100 ribu per bulan untuk biaya terapi air, les musik, dan kebutuhan lain,” jelas Rana.

Orang tua siswa telah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada staf Gubernur Kepri, namun hingga kini belum ada solusi konkret.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Disdik Kepri, Siti Hidayati Roma, menjelaskan bahwa PLA Batam memang belum memiliki struktur organisasi resmi dan sedang dalam proses penyusunan peraturan gubernur.

“Selama ini PLA tidak punya struktur organisasi. Kami sudah mengusulkan perubahan, dan sedang disusun peraturan gubernurnya,” katanya.

Siti mengungkapkan, para staf PLA sebelumnya bukan terapis bersertifikat. Setelah mereka lolos PPPK, Disdik Kepri tidak bisa mengusulkan formasi terapis karena kewenangan itu berada di Dinas Kesehatan.

Sebagai solusi, pemerintah mempertimbangkan dua opsi untuk PLA yakni digabungkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) atau dimasukkan ke Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus.

“PLA menampung anak autis yang belum bisa masuk SLB karena mereka harus terapi rutin dulu. Ini berbeda dengan peserta didik,” jelas Siti.

Pemprov Kepri menargetkan regulasi status hukum PLA dapat rampung tahun ini agar pelayanan dapat berjalan lebih baik.

“Untuk status PLA, tahun ini ditargetkan harus siap. Mudah-mudahan lebih cepat,” pungkas Siti. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani