Akses Vital di Desa Musai Rusak Berat, Masyarakat Tagih Janji Pemprov Kepri

LINGGA (marwahkepri.com) – Jembatan penghubung di Desa Musai, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, kini berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Jembatan kayu yang menjadi akses vital bagi ratusan warga itu nyaris tak lagi layak pakai. Papan-papan kayu penopang telah rapuh, sebagian sudah patah dan roboh, membuat masyarakat harus mempertaruhkan keselamatan setiap kali melintas.
Ironisnya, jembatan ini bukan hanya jalur utama warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, tetapi juga menjadi jalur evakuasi dalam kondisi darurat. Dalam situasi seperti ini, warga hanya bisa pasrah dengan risiko yang mengintai.
“Setiap kali hujan turun, kami was-was melintas. Kayu sudah patah, jalannya hancur. Jembatan ini seperti jebakan,” keluh salah seorang warga Musai yang enggan disebut namanya, Kamis (19/06/2025).
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari Ketua Perpat Lingga, Frans Wijaya, yang dengan tegas meminta Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bertindak cepat dan serius.
“Jangan tunggu ada korban jiwa baru bertindak. Jembatan ini sudah bolak-balik diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat. Tapi karena hanya menggunakan kayu biasa, tentu tidak akan bertahan lama,” ujarnya.
Frans mengungkapkan bahwa Pemprov Kepri sebelumnya sudah menjanjikan pembangunan box culvert untuk dua jembatan di wilayah tersebut, termasuk di Desa Musai. Namun hingga kini, janji itu belum terealisasi.
“Warga sudah lelah menunggu. Ini bukan soal kenyamanan lagi, tapi soal keselamatan nyawa. Kami minta pembangunan jembatan permanen segera dilakukan,” tegasnya.
Kondisi makin diperparah oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan badan jalan di sekitar jembatan ikut rusak parah. Genangan air dan tanah yang licin menambah risiko kecelakaan, terutama bagi pengguna sepeda motor.
Desa Musai merupakan salah satu wilayah yang cukup aktif dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Namun, keterbatasan infrastruktur seperti jembatan rusak ini justru menjadi penghambat utama dalam pembangunan desa.
Masyarakat berharap agar pemerintah, khususnya Pemprov Kepri, segera turun tangan sebelum muncul korban berikutnya. Jembatan bukan sekadar penghubung fisik, tapi juga simbol kehadiran negara di tengah rakyatnya. (mk/willy)