Setelah Pecat 2 PNS, Mentan Amran Bongkar Oknum Manipulator Data Beras

Setelah Pecat 2 PNS, Mentan Amran Bongkar Oknum Manipulator Data Beras

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (F: Ist)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Setelah memecat dua pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) karena terbukti melakukan pungutan liar (pungli) dan penyalahgunaan wewenang, Menteri Pertanian Amran Sulaiman kembali mengambil langkah tegas. Kali ini, ia menindak oknum yang diduga memanipulasi data stok beras nasional.

Amran mengungkapkan bahwa upaya permainan data ini kini tengah ditangani oleh Satgas Pangan.
“Saat ini sedang diproses oleh Satgas Pangan. Kami minta, jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang stok beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data, seolah-olah pasokan kurang. Setelah diperiksa, itu benar,” ujar Amran dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).

Meski oknum yang bersangkutan telah menyampaikan permintaan maaf, Amran menegaskan bahwa proses hukum tetap harus berjalan.
“Mereka minta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan: tidak! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa manipulasi data beras bisa berdampak pada keputusan impor, yang pada akhirnya merugikan petani lokal.
“Kalau stok terlihat kurang, pasti ujung-ujungnya impor. Padahal stok cukup. Kalau impor dilakukan, petani bisa terpukul dan kehilangan semangat berproduksi. Saya tidak akan biarkan siapa pun melemahkan petani,” ujarnya.

Amran menambahkan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah telah memberikan dukungan penuh kepada sektor pertanian, termasuk melalui subsidi pupuk dan kebijakan harga yang berpihak pada petani.

“Presiden memberi kemudahan bagi pertanian: bantuan pupuk, harga yang baik. Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik di pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150–160 juta. Kalau ini diperkuat, Republik ini juga akan kuat,” tutup Amran. Mk-cnbc

Redaktur: Munawir Sani