Gunung Berapi di Antartika Semburkan Emas Rp 91 Juta per Hari

Di balik salju abadi, gunung ini setiap hari memuntahkan emas ke langit Foto: dok. Te Ara
JAKARTA (marwahkepri.com) – Antartika dikenal sebagai benua paling dingin dan terpencil di dunia. Namun siapa sangka, salah satu gunung berapinya setiap hari menyemburkan emas ke udara? Fenomena langka ini terjadi di Gunung Erebus, gunung berapi aktif yang menjulang setinggi 3.794 meter, yang secara rutin memuntahkan gas dan uap vulkanik mengandung kristal emas mikroskopis.
Kristal emas ini berukuran sangat kecil, hanya sekitar 20 mikrometer. Meski demikian, jumlahnya mencengangkan. Dalam satu hari, Gunung Erebus dapat memuntahkan hingga 80 gram debu emas ke atmosfer, senilai sekitar USD 6.000 atau setara Rp 91 juta. Partikel emas tersebut bisa terbawa angin sejauh 900 kilometer dari kawah, terbang bersama gas panas bersuhu lebih dari 1.000 derajat Celsius, lalu mengkristal ketika bersentuhan dengan udara dingin Antartika.
Fenomena ini tergolong sangat langka. Menurut Conor Bacon, seorang ahli geofisika dari Columbia University, kombinasi kondisi geologis dan suhu ekstrem di sekitar Erebus menciptakan lingkungan unik yang memungkinkan terbentuknya kristal emas di udara.
Gunung Erebus sendiri menyimpan banyak fakta menarik. Ia merupakan gunung berapi aktif tertinggi kedua di Antartika dan pertama kali ditemukan oleh Kapten James Clark Ross pada tahun 1841. Aktivitas vulkaniknya kembali terpantau sejak tahun 1972. Uniknya, Erebus merupakan salah satu dari hanya dua gunung berapi aktif di benua tersebut dan memiliki danau lava permanen di dalam kawahnya—fenomena yang sangat jarang ditemukan di dunia.
Menurut para ilmuwan, Erebus memuntahkan gas-gas vulkanik yang kaya mineral, termasuk emas, tembaga, dan seng. Aktivitas vulkanik Erebus berlangsung dengan cara yang tidak meledak-ledak, melainkan perlahan, sehingga memungkinkan partikel emas sempat mengkristal sebelum melayang dan tersebar luas di atmosfer. Hal ini disampaikan oleh Philip Kyle dari New Mexico Institute of Mining and Technology.
Sayangnya, meskipun mengandung nilai ekonomi tinggi, debu emas ini tersebar terlalu luas dan terlalu halus untuk bisa dikumpulkan secara ekonomis. Selain itu, kondisi ekstrem di Antartika membuat proses ekstraksi hampir mustahil dilakukan.
Gunung Erebus bukan hanya menyimpan kekayaan mineral, tetapi juga menjadi laboratorium alami yang sangat penting. Di dalamnya terdapat gua es hangat dan menara es raksasa. Tempat ini menjadi lokasi studi ilmiah untuk memahami kehidupan ekstrem di Bumi—dan bisa jadi, memberikan petunjuk tentang kemungkinan kehidupan di planet lain. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani