Mahasiswa Unila Meninggal Usai Ikut Diksar Mapala, Sang Ibu Ungkap Ancamannya Sebelum Wafat

7ff9ba66-19aa-406d-afc7-3a151bdb1158_169

Foto Ilustrasi (Thinkstock)

LAMPUNG (marwahkepri.com) — Seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) bernama Pratama Wijaya Kusuma meninggal dunia usai mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) organisasi pencinta alam di kampusnya. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Pratama sempat mengalami trauma berat dan menyampaikan kepada ibunya bahwa dirinya mendapat ancaman pembunuhan.

Ibunda korban, Wirnawarni, menuturkan bahwa selama menjalani masa pemulihan, anaknya ketakutan dan enggan menjalani perawatan di rumah sakit. “Saya ajak berobat ke rumah sakit, dia nggak mau karena takut ketahuan. Dia bilang, ‘Mama jangan cerita-cerita, nanti aku diancam, nanti aku diincar mau dibunuh’. Tapi saya tidak tahu siapa yang mengancam membunuh itu,” ujar Wirna sambil menangis.

Korban diketahui mengikuti kegiatan diksar organisasi mapala Unila pada 11–14 November 2024 bersama lima orang lainnya. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Pratama dirawat dalam kondisi trauma dan luka-luka selama beberapa bulan hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Senin, 28 Mei 2025.

Pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polda Lampung. Dugaan sementara, korban meninggal akibat kekerasan fisik yang dilakukan oleh senior organisasi selama kegiatan berlangsung. Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan yang berujung pada hilangnya nyawa.

“Saya berharap laporan ini bisa mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas kematian anak saya,” kata Wirnawarni. Ia juga menyerukan agar tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban dari kegiatan yang seharusnya bersifat pembinaan, bukan kekerasan.

Polda Lampung kini tengah menyelidiki kasus ini dan mengumpulkan bukti serta keterangan dari para saksi. Sementara itu, desakan publik terhadap kampus untuk mengevaluasi total kegiatan organisasi kemahasiswaan semakin menguat, guna mencegah tragedi serupa terulang kembali. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani