Perpisahan Mewah Siswa SMPN 28 Batam, Sekolah Tegaskan Orangtua Dilibatkan

Kegiatan perpisahan siswa kelas IX SMPN 28 Batam di Harmoni One Hotel & Convention Centre. (Foto: detik)
BATAM (marwahkepri.com) — Kegiatan perpisahan siswa kelas IX SMPN 28 Batam yang digelar di Harmoni One Hotel & Convention Centre menuai perhatian publik.
Kepala Sekolah, Boedi Kristijorini, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif dan penyelenggaraan mandiri dari orangtua murid, bukan dari pihak sekolah.
“Alasan kuat dari para orangtua adalah karena anak-anak ini tidak sempat mengadakan wisuda saat SD akibat pandemi COVID-19. Mereka ingin ada kenangan untuk anak-anaknya,” kata Boedi dalam keterangannya, Rabu (28/5/2025).
Boedi menyampaikan bahwa sejak Januari 2025, pihak sekolah telah menyampaikan edaran dan polling kepada orangtua siswa untuk menanyakan kesediaan mengikuti kegiatan perpisahan. Hasil polling menunjukkan sebagian besar orangtua menyetujui kegiatan tersebut.
Namun, pada Maret 2025, pihak sekolah secara tegas menyatakan tidak akan menyelenggarakan acara perpisahan.
“Saya sudah menyampaikan kepada orangtua, saya tidak bersedia dan angkat tangan jika kegiatan itu tetap dilaksanakan. Tapi mereka bersikeras tetap mengadakan. Maka orang tua rapat sendiri dan membentuk panitia,” jelas Boedi.
Panitia perpisahan dibentuk secara independen oleh wali murid, tanpa melibatkan guru atau sekolah.
“Panitia kegiatan ini tidak melibatkan guru. Saya ini wali murid yang ikut jadi panitia. Semua dirancang dan dilaksanakan oleh kami, para orangtua,” ujar Rini, bendahara panitia kegiatan.
Rini juga menepis isu soal besaran biaya perpisahan. Ia menyatakan bahwa biaya yang dipungut adalah Rp 400 ribu per siswa, bukan Rp 540 ribu seperti yang sempat diberitakan.
“Rp 400 ribu itu sudah termasuk sewa gedung, konsumsi, dan dokumentasi. Bahkan biaya bisa dicicil dan anak-anak kurang mampu kami subsidi. Anak yatim tidak kami tarik biaya sama sekali,” tambahnya.
Panitia menegaskan, tak ada unsur pemaksaan dalam kegiatan tersebut. Siswa yang tidak mampu membayar tetap bisa mengikuti acara dengan mekanisme subsidi silang. Bahkan siswa yang telah membayar namun tidak hadir akan dikembalikan dananya oleh panitia.
Menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa orangtua tidak dilibatkan dalam pembahasan kegiatan siswa, Boedi menyebut informasi itu tidak benar dan menyesatkan.
“Itu fitnah. Orangtua dilibatkan sejak awal. Kami sudah sampaikan semua secara terbuka dan transparan,” pungkasnya. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani