Dewi Astutik, Warga Ponorogo yang Diduga Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu di Perairan Kepri

Dewi Astutik alias PA (43) diduga menjadi dalang dari penyelundupan dua ton sabu di perairan Karimun, Kepulauan Riau. (Foto: detik)
PONOROGO (marwahkepri.com) – Nama Dewi Astutik alias PA (43) mendadak menjadi sorotan nasional usai Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap perannya dalam penyelundupan dua ton sabu di perairan Karimun, Kepulauan Riau.
Perempuan yang tercatat sebagai warga Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, itu kini diburu Interpol sebagai buronan jaringan narkoba internasional.
Dewi diduga memiliki peran sentral dalam sindikat narkotika yang terafiliasi dengan jaringan Fredy Pratama, yang dikenal sebagai salah satu sindikat narkoba paling berpengaruh di Asia Tenggara. Dari pengungkapan BNN, nilai barang bukti sabu diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
Warga sekitar mengenal Dewi sebagai sosok yang jarang bersosialisasi dan sering mengganti penampilan, terutama gaya rambut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu tetangganya, Mbah Misiyem, saat ditemui wartawan.
“Awalnya rambutnya pendek, tapi sering berubah-ubah. Setelah Lebaran 2023, dia pamit mau kerja ke luar negeri, katanya ke Kamboja karena di rumah tidak ada kerjaan,” ujar Misiyem seperti dilansir dari detiknews, Jumat (30/5/2025).
Sebelum berangkat ke Kamboja, Dewi sempat dikenal pernah menjadi TKW di Taiwan dan Hongkong. Ia kembali ke kampung halamannya hanya sebentar sebelum akhirnya pergi lagi untuk “bekerja”.
“Liburnya cuma sebulan di rumah, terus berangkat lagi,” tambahnya.
Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, membenarkan alamat Dewi di wilayahnya, namun menyebut perempuan itu bukan warga asli dusun.
“Dia bukan warga asli sini, tapi tinggal setelah menikah dengan salah satu warga pada 2009. Warga sini tidak banyak yang kenal dekat,” katanya.
Gunawan menyatakan bahwa Dewi adalah pendatang dari Slahung, salah satu kecamatan lain di Ponorogo. Informasi bahwa Dewi pernah menjadi TKW di beberapa negara dibenarkan oleh pihak dusun, namun mereka tak menyangka keterlibatannya dalam kejahatan kelas kakap.
“Kalau benar seperti yang viral itu, kami sangat prihatin. Polisi juga sudah datang ke sini untuk memastikan alamatnya,” tambah Gunawan.
BNN bersama aparat penegak hukum lainnya mengungkap bahwa Dewi diduga menjadi otak di balik penyelundupan dua ton sabu melalui jalur laut. Aksi penyelundupan ini menggunakan kapal yang dikamuflase dan disergap di Perairan Karimun.
Setelah penyergapan, nama Dewi masuk dalam daftar red notice Interpol, dan saat ini tengah diburu secara internasional. Ia diduga memiliki koneksi lintas negara dalam jaringan narkotika, termasuk Kamboja, tempat terakhir yang disebut sebagai tujuannya. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani