Legal Judi dan BlackRock: INDEF Ingatkan Negara Jangan Abai Moral

ilustrasi-kasino_169

Foto: Ilustrasi kasino (Getty Images/Image Source)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Center for Sharia Economic Development (CSED) dari INDEF mengeluarkan pernyataan kritis atas dua isu strategis dalam perekonomian nasional: wacana legalisasi judi dan kerja sama antara Danantara dan BlackRock. Menurut CSED, kedua isu ini memperlihatkan tren kebijakan ekonomi yang berisiko mengeksploitasi rakyat kecil dan mengabaikan nilai-nilai etika serta konstitusi.

Nur Hidayah, Kepala CSED-INDEF, menyebutkan bahwa legalisasi judi bukan solusi, tetapi ancaman baru terhadap stabilitas sosial dan ekonomi. Berdasarkan data PPATK, lebih dari 70% pelaku judi online berpenghasilan di bawah Rp 5 juta, artinya, yang akan menjadi korban terbesar dari legalisasi ini adalah masyarakat kelas bawah.

“Pernyataan yang menyatakan legalisasi judi akan menguntungkan negara justru menunjukkan kegagalan dalam melihat realitas sosial. Negara tidak boleh mengambil keuntungan dari penderitaan rakyatnya,” tegas Nur.

Ia menekankan bahwa mengandalkan pajak dari aktivitas yang merusak etika sosial hanyalah bentuk baru eksploitasi terhadap kerentanan ekonomi masyarakat. Legalisasi juga dikhawatirkan menjadi pembuka jalan normalisasi praktik judi online yang lebih masif dan sulit dikontrol.

Di sisi lain, kerja sama antara perusahaan teknologi Danantara dan investor global BlackRock juga mendapat sorotan tajam. BlackRock tercatat pernah terlibat dalam pendanaan sektor pertahanan yang memasok senjata ke Israel. Kolaborasi ini dinilai bertentangan dengan posisi politik luar negeri Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.

“Kebijakan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab moral dan sosial. Investasi yang masuk tidak boleh membiayai tangan-tangan yang menyakiti umat manusia,” tambah Nur.

CSED-INDEF menyerukan kepada pemerintah untuk mengedepankan nilai syariah, prinsip keadilan sosial, serta amanat konstitusi dalam merumuskan kebijakan. Dalam kondisi global yang kompleks ini, mereka menegaskan bahwa arah kebijakan ekonomi harus menjauh dari praktik eksploitatif dan lebih mengedepankan keberkahan dan keberpihakan terhadap masyarakat bawah. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani