IMG_5600

Ilustrasi ladang minyak. (Foto: CNBC)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah dalam waktu dekat akan meresmikan dua ladang minyak dan gas bumi (migas) baru di wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Hal ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan lifting migas nasional, sekaligus mendukung program hilirisasi energi yang sedang digencarkan.

“Natuna dalam rangka peningkatan lifting, kita mau ke sana. Dalam waktu dekat akan ada peresmian dua lapangan migas di Natuna,” ujar Bahlil usai rapat pimpinan di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (8/5/2025).

Meski belum membeberkan secara rinci nama blok maupun estimasi produksinya, Bahlil memastikan bahwa informasi detail akan diumumkan setelah peresmian dilakukan.

“Nanti setelah diresmikan baru kalian tahu bloknya,” tambahnya.

Bahlil juga menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak merevisi target ambisius produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2030. Target tersebut tetap dijalankan meski dinilai sejumlah pihak tidak realistis.

“Kita diperintahkan Bapak Presiden target kita harus 900 ribu sampai 1 juta barel per hari. Maka sebagai prajurit, jangan menyerah sebelum bertarung,” tegas Bahlil saat kunjungan ke lapangan migas Pertamina Hulu Mahakam dan Eni Indonesia di Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025).

Terkait isu defisit gas, Bahlil mengungkapkan bahwa kondisi tersebut terjadi akibat konsumsi dalam negeri yang meningkat tanpa perencanaan kebutuhan yang memadai. Namun, pemerintah kini mengubah strategi dengan memprioritaskan alokasi gas untuk kebutuhan dalam negeri.

“Sampai hari ini tidak ada impor gas, dan kami berusaha maksimal untuk tidak ada impor gas,” ujarnya.

Ia optimistis, dengan berbagai proyek migas yang sedang berjalan, lifting gas nasional akan meningkat pada 2026 dan 2027, sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor kecuali dalam kondisi darurat. MK-nang

Redaktur: Munawir Sani