Shin Tae-yong Jadi Wakil Presiden KFA, Siap Angkat Kembali Martabat Sepakbola Korea

Shin Tae-yong. (F: Ist)
SEOUL (marwahkepri.com) – Pelatih kenamaan Shin Tae-yong resmi menjabat sebagai Wakil Presiden Asosiasi Sepakbola Korea (KFA), menyusul pembentukan komite eksekutif baru di bawah kepemimpinan Chung Mong-gyu, yang kembali terpilih untuk masa jabatan keempat sebagai Presiden KFA.
Komite eksekutif KFA kini terdiri dari 27 anggota, termasuk lima wakil presiden, di antaranya Shin Tae-yong. Dalam perannya yang baru, STY—sapaan akrabnya—akan fokus pada urusan internasional dan membangun hubungan strategis dengan federasi sepakbola dari berbagai negara.
Penunjukan ini menandai babak baru bagi Shin Tae-yong, yang sebelumnya dikenal luas karena kiprahnya di lapangan hijau, baik sebagai pelatih Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018, maupun sebagai nahkoda Timnas Indonesia sejak 2020 hingga 2025.
“Biasanya STY kita kenal berteriak di pinggir lapangan, kini ia akan bekerja lebih banyak di balik layar. Ini babak baru dalam karier sepakbolanya,” kata Budi Setiawan, pengamat dari Football Institute.
Langkah KFA menunjuk Shin Tae-yong dianggap sebagai upaya memperkuat posisi Korea Selatan di kancah sepakbola dunia, di tengah ketatnya persaingan di Asia. Negara-negara seperti Jepang, Iran, Arab Saudi, hingga Indonesia, menjadi pesaing yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Saya ucapkan selamat kepada STY atas jabatan barunya. Namun saya tentu tidak bisa berharap terlalu banyak kesuksesan darinya jika berbicara soal timnas, karena sekarang semua negara Asia, termasuk Korea, adalah kompetitor Indonesia,” tegas Budi.
Menariknya, Shin Tae-yong tak sendiri. Ia akan bekerja bersama mantan pelatih Vietnam, Park Hang-seo, yang juga dipercaya menjabat wakil presiden KFA. Jika Shin fokus pada relasi internasional, maka Park akan lebih banyak berkutat dalam pengembangan internal tim nasional.
Dengan pengalaman besar keduanya, baik di level Asia maupun dunia, publik Korea Selatan berharap kolaborasi ini bisa membawa Taegeuk Warriors kembali berjaya—baik di Piala Dunia maupun Piala Asia, yang terakhir kali dimenangkan Korsel pada 1960. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani