Menag Upayakan Tambahan Kuota Pendamping Haji untuk Jemaah Lansia dan Difabel

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. (F: Ist)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Komisi VIII DPR bersama Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menggelar rapat membahas persiapan pelaksanaan haji 2025. Dalam rapat tersebut, Menag menyampaikan upayanya untuk meminta tambahan kuota pendamping haji kepada pemerintah Arab Saudi.
Nasaruddin menjelaskan bahwa terdapat sekitar 1.000 hingga 1.500 jemaah lansia berisiko tinggi serta jemaah difabel yang membutuhkan pendamping. Ia berharap pemerintah Saudi tidak membatasi jumlah pendamping haji hanya 2.000 orang, sesuai ketentuan internasional saat ini.
“Estimasi 1.000-1.500 dari jemaah lansia, risiko tinggi, dan difabel itu beserta dengan pendamping. Nah, ini yang betul-betul kami perjuangkan ke pemerintah Saudi agar pendamping haji tidak hanya sekitar 2.000 orang seperti ketentuan internasionalnya,” ujar Nasaruddin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Menag telah menyampaikan alasan kepada Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi terkait pentingnya tambahan kuota pendamping. Salah satu pertimbangan utama adalah penggunaan bahasa dalam mendampingi jemaah haji Indonesia.
“Kami memberikan alasan yang sangat masuk akal. Bahkan, Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Saudi juga kami yakinkan bahwa tambahan pendamping ini sangat diperlukan,” jelasnya.
Menurut Menag, keberadaan pendamping yang cukup akan memudahkan tugas pemerintah Saudi dalam melayani jemaah haji Indonesia.
“Pendamping haji yang lebih banyak justru akan meringankan tugas pemerintah Saudi. Jika tidak ada pendamping yang cukup, maka beban pelayanan akan semakin besar bagi mereka,” tambahnya. Mk-detik
Redaktur: Munawir Sani