Vietnam Diam-Diam Mengejar India & China, Sementara RI Masih Tertinggal Jauh!

Foto Istimewa
JAKARTA (marwahkepri.com) – Ekonomi Tetangga Indonesia Tunjukkan Kinerja Luar Biasa dalam Tiga Tahun Terakhir, Vietnam mencatat pertumbuhan ekonomi luar biasa sebesar 7,09% pada tahun 2024, meningkat signifikan dari 5,05% di tahun sebelumnya. Angka ini melewati target pemerintah Vietnam dan menjadi yang tertinggi di ASEAN, bahkan berpotensi melampaui China yang diperkirakan tumbuh 4,9%.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor jasa yang berkontribusi 49,46% terhadap PDB, tumbuh sebesar 7,38%. Sektor industri dan konstruksi juga berperan besar dengan kontribusi 45,17%. Hasilnya, PDB Vietnam mencapai lebih dari VND 11,51 kuadriliun (sekitar USD 476,3 miliar), dengan PDB per kapita naik menjadi USD 4.700 pada 2024.
Ekonomi Indonesia dalam Bayangan Ketidakpastian Global
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 5% pada 2024, di bawah target asumsi dasar ekonomi makro sebesar 5,2%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ketidakpastian global, termasuk perang di Timur Tengah, perlambatan ekonomi China, dan penurunan harga komoditas, menjadi penyebab perlambatan ekonomi.
“APBN didesain dengan asumsi growth 5,2%, tetapi outlook-nya hanya 5%,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers realisasi APBN 2024, Senin (6/1/2025).
Faktor lain yang menjadi tantangan adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, yang diperkirakan akan membawa kebijakan ekonomi proteksionis.
Rahasia Keberhasilan Vietnam
Vietnam telah menempuh jalur industrialisasi yang mengikuti model China, dengan fokus menarik investasi asing langsung (FDI). Pada 2023, FDI Vietnam mencapai USD 36,61 miliar, dengan lebih dari setengahnya mengalir ke sektor industri.
Keberhasilan Vietnam juga didukung oleh kebijakan perdagangan bebas, termasuk perjanjian bilateral dengan AS pada 2001 dan keanggotaan di WTO pada 2007. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Vietnam ke AS meningkat 230%, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat sektor manufaktur.
Menurut Profesor Andreas Stoffers dari Friedrich Naumann Foundation, lima kebijakan utama Vietnam meliputi komitmen terhadap perdagangan bebas, pengelolaan utang negara yang seimbang, belanja publik yang efisien, iklim ekonomi ramah investor, dan keseimbangan hubungan geopolitik.
Langkah yang Perlu Diambil Indonesia
Untuk mengejar ketertinggalan, Andrinof Chaniago, mantan Kepala Bappenas, menyarankan pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk fokus pada strategi jangka panjang, meski membutuhkan pengorbanan.
“Untuk bisa seperti China atau Vietnam, kita harus berkorban lima tahun pertama, alokasikan dana untuk investasi infrastruktur industri, SDM, dan riset,” katanya.
Andrinof juga menekankan pentingnya mengurangi eksploitasi sumber daya mineral seperti batu bara dan beralih ke industri yang kompetitif. Keberanian pemerintah menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan. Mk-cnbc
Redaktur: Munawir Sani