Media Korea Utara KCNA Berita Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

Media Korut bahas pemakzulan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol. (EPA Images)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Media pemerintah Korea Utara, KCNA, untuk pertama kalinya pada Senin (16/12/2024), memberitakan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. KCNA menyebut Yoon sebagai “pemimpin pemberontakan” karena mencoba memberlakukan darurat militer.
Berita tersebut diterbitkan dua hari setelah pemakzulan Yoon, tetapi KCNA tidak mencantumkan kutipan dari pejabat Korea Utara. Menurut laporan kantor berita AFP, artikel KCNA hanya berisi garis besar kejadian terkait pemakzulan.
“Penuntutan terhadap boneka Yoon Suk Yeol, si pemimpin pemberontakan, dan kaki tangannya sedang berlangsung,” tulis KCNA. Media tersebut juga menambahkan, “Mahkamah Konstitusi boneka akhirnya akan memutuskan (pemakzulan Yoon).”
KCNA sering menggunakan istilah “boneka” untuk menggambarkan pemimpin dan lembaga Korea Selatan, merujuk pada hubungan erat Seoul dengan Washington. Media ini baru mengomentari darurat militer di Korea Selatan seminggu setelah diberlakukan pada 3 Desember 2024, menggambarkannya sebagai situasi kacau.
Hubungan Korea Utara dan Selatan yang Memburuk
Hubungan antara kedua negara Korea berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Korea Utara kerap meluncurkan rudal balistik yang melanggar sanksi PBB dan membalas propaganda anti-Korut dari aktivis Korea Selatan dengan balon sampah sejak Mei 2024.
Selain itu, Pyongyang semakin memperlihatkan dukungan terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Washington dan Seoul bahkan menuduh Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Moskow.
Pemakzulan Presiden Yoon menjadi sorotan publik di Korea Selatan, dengan reaksi warga yang meluapkan kegembiraan atas langkah tersebut. Kini, keputusan akhir berada di tangan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan. MK-komp
Redaktur : Munawir Sani