Michelle Yeoh Ungkap Kesedihan Akibat Masalah Kesuburan: “Saya Merasa Gagal”

5-Split-Offset-2-9

Beberapa foto aktris pemenang Oscar, Michelle Yeoh. (f: kolase)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Aktris pemenang Oscar, Michelle Yeoh, secara terbuka mengungkapkan tantangan terbesarnya dalam hidup, yakni perjuangannya melawan masalah kesuburan. Dalam wawancara dengan BBC Radio, Michelle menyampaikan kesedihannya karena tidak dapat memiliki anak, sesuatu yang telah lama ia impikan.

“Saya selalu ingin memiliki keluarga, dan pernikahan pertama saya adalah tentang membangun masa depan dengan anak-anak, generasi berikutnya,” ungkap Michelle, yang pernah menikah dengan pengusaha Sir Dickson Poon.

Aktris berusia 62 tahun itu mencoba menjalani berbagai perawatan kesuburan, tetapi sayangnya tidak berhasil. “Momen terburuk adalah setiap bulan, Anda merasa seperti orang gagal,” ujar Michelle. Ia menambahkan bahwa pada akhirnya, ia belajar menerima kenyataan tersebut dan berhenti menyalahkan dirinya sendiri. “Ada hal-hal tertentu dalam tubuh Anda yang mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Begitulah adanya,” tambahnya dengan bijak.

Masalah Kesuburan di Dunia

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari enam orang di dunia mengalami masalah kesuburan, yang dapat memengaruhi pria maupun wanita. Infertilitas ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat diobati melalui obat-obatan, pembedahan, atau teknologi reproduksi berbantuan seperti fertilisasi in vitro (IVF).

Pada wanita, masalah kesuburan dapat disebabkan oleh berbagai gangguan, termasuk:

  • Gangguan tuba fallopi, akibat infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati, komplikasi dari aborsi yang tidak aman, atau operasi panggul.
  • Gangguan uterus, seperti endometriosis, kelainan bawaan, atau fibroid rahim.
  • Gangguan ovarium, termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • Gangguan sistem endokrin, yang memengaruhi hormon reproduksi.

Kisah Michelle Yeoh mengingatkan banyak orang bahwa masalah kesuburan bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi, tetapi penerimaan dan dukungan emosional sangat penting dalam proses ini. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani