Ekonomi Merosot Tak Surutkan Israel dari Konflik Gaza, Kerugian Capai Rp 1.056 Triliun

Foto: REUTERS/Saleh Salem
Ekonomi Israel, yang diperkirakan bernilai lebih dari US$67,3 miliar, kini menghadapi tekanan berat. Rakefet menambahkan bahwa dampak ekonomi akibat perang tidak hanya mencakup kerugian material tetapi juga biaya besar lainnya, termasuk penanganan pengungsi dan korban yang terluka, serta kebutuhan ekonomi yang sulit diperkirakan.
Jacob Frenkel, mantan gubernur Bank Sentral Israel, turut mengonfirmasi dampak besar konflik ini pada defisit anggaran negara. Pada Juli 2024, defisit mencapai 8,1% atau sekitar NIS 155 miliar (US$41,8 miliar). “Kondisi ini harus segera ditangani. Di awal 2023, defisit bahkan tidak ada, tetapi sejak saat itu situasi terus memburuk,” ujarnya.
Tanggapan serupa datang dari Uri Levin, mantan CEO Israel Discount Bank, yang menyebutkan bahwa memulihkan ekonomi Israel akan sulit, terutama jika kepercayaan investor internasional tidak bisa diperoleh kembali.
Sementara itu, serangan Israel ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 masih menjadi sorotan dunia. Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 40.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.400 lainnya, menurut otoritas kesehatan Palestina. Keadaan di Gaza pun makin parah akibat blokade makanan, air, dan obat-obatan yang mencekik.
Serangan Israel yang meluas hingga ke Lebanon, bahkan ke Iran, mengundang kritik keras dari berbagai pihak dan tuduhan pelanggaran kemanusiaan. Dewan Keamanan PBB sebelumnya telah menuntut gencatan senjata segera, tetapi situasi di kawasan tersebut masih penuh ketegangan. MK-cnbc
Redaktur : Munawir Sani