Sejarah Penjajahan Indonesia: Mempertanyakan Narasi 350 Tahun di Bawah Belanda

3f64b514-44c2-45d7-ba77-309979e82a4d-min

MARWAHKEPRI.COM – Sejak lama, narasi sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia menyatakan bahwa negara ini dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, diikuti oleh Jepang selama 3,5 tahun. Namun, sejumlah ahli sejarah kini mulai mempertanyakan keakuratan angka tersebut, mengungkap bahwa perspektif ini mungkin lebih kompleks daripada yang terlihat.

Kedatangan Belanda di Nusantara dimulai pada akhir abad ke-16, ketika Cornelis de Houtman tiba di Banten pada tahun 1596, setelah sebelumnya Portugis mendominasi perdagangan rempah. Belanda, yang awalnya memiliki tujuan perdagangan, mendirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602 untuk mengelola perdagangan di wilayah tersebut.

Dalam sebuah analisis mendalam, Dr. Sri Margana dari Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa masa di mana VOC berkuasa seharusnya tidak langsung disebut sebagai periode penjajahan. Dia berargumen bahwa hingga VOC dinyatakan bangkrut pada tahun 1800 dan diambil alih oleh pemerintah Belanda, situasi tersebut lebih mencerminkan kapitalisme daripada penjajahan.

Sementara itu, Profesor G.J. Resink menawarkan perspektif yang menyoroti keberadaan banyak kerajaan di Nusantara yang tetap merdeka hingga awal abad ke-20. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak secara resmi dijajah sampai penaklukan Aceh oleh Belanda pada tahun 1912. Hal ini mengisyaratkan bahwa narasi 350 tahun mungkin lebih merupakan propaganda yang muncul dari pernyataan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, B.C de Jonge, yang pada tahun 1936 menyebutkan angka tersebut untuk melawan gerakan nasionalisme yang sedang bangkit.

Sikap kritis terhadap narasi sejarah ini penting untuk memahami konteks perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah bukanlah sekadar angka, melainkan juga cerita yang melibatkan identitas, perlawanan, dan keberagaman. Melihat sejarah dari berbagai sudut pandang dapat membantu kita memahami kompleksitas yang membentuk Indonesia saat ini.

Dengan banyaknya penelitian yang terus berkembang, penting bagi generasi mendatang untuk mengeksplorasi sejarah dengan lebih mendalam, tidak hanya mengandalkan narasi yang telah mapan. Diskusi dan penelitian lebih lanjut akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang periode penjajahan, serta dampaknya terhadap Indonesia modern. MK-mun

Redaktur : Munawir Sani