OpenAI Raih Pendanaan Baru, Dorong Peningkatan Teknologi AI dan Valuasi Tembus Rp 2.400 Triliun
JAKARTA (marwahkepri.com) – Perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI), OpenAI, baru saja mendapatkan suntikan dana sebesar 6,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 101 triliun) dalam putaran pendanaan terbaru. Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura Thrive Capital, yang menyumbang 1,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,9 triliun). Sejumlah nama besar seperti SoftBank, Nvidia, Tiger Global Management, Altimeter Capital, MGX, dan Fidelity Management juga ikut ambil bagian dalam putaran ini.
Selain investor baru, mitra strategis OpenAI yang sudah lama, Microsoft, turut menambah investasi mereka dengan suntikan sebesar 750 juta dollar AS (sekitar Rp 11,4 triliun). Dengan tambahan dana ini, OpenAI kini memiliki valuasi mencapai 157 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.400 triliun), menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia.
Baca Juga : OpenAI Hadirkan Canvas, Antarmuka GPT-4o untuk Produktivitas Kreatif dan Teknologi
Fokus pada Inovasi dan Ekspansi Teknologi OpenAI menyatakan bahwa dana segar ini akan digunakan untuk memperkuat penelitian di bidang kecerdasan buatan, memperluas kapasitas komputasi, dan menciptakan alat baru untuk memecahkan tantangan yang lebih kompleks. Pendanaan ini sekaligus mempertegas posisi OpenAI sebagai pemimpin di sektor teknologi AI, terutama dengan popularitas ChatGPT yang terus meningkat.
Restrukturisasi Perusahaan dan Mundurnya Eksekutif Kunci Seiring dengan perubahan nilai perusahaan, OpenAI saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengubah struktur perusahaannya menjadi perusahaan profit. Namun, perusahaan tetap berencana mempertahankan entitas nirlabanya yang akan beroperasi secara terpisah.
Di tengah perubahan ini, OpenAI juga mengalami pergantian di tingkat eksekutif. Pada akhir September 2024, Kepala Teknologi (CTO) OpenAI, Mira Murati, mengumumkan pengunduran dirinya setelah 6,5 tahun berkarier di perusahaan tersebut. Mundurnya Murati menjadi sorotan di kalangan industri teknologi, terutama karena dia memegang peran penting dalam pengembangan produk OpenAI.
Selain Murati, Kepala Penelitian OpenAI Bob McGrew dan peneliti Barret Zoph juga meninggalkan perusahaan, meski CEO OpenAI Sam Altman menegaskan bahwa keputusan mereka tidak saling berkaitan. Altman menambahkan bahwa pengunduran diri ini terjadi pada waktu yang tepat untuk memastikan transisi yang mulus bagi pemimpin baru di perusahaan. MK-komp
Redaktur : Munawir Sani