Setelah Dilantik, Presiden Anura Kumara Langsung Bubarkan Parlemen Sri Lanka

Anura-Kumara-Dissanayake-840x493.jpg

Presiden baru Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake. (f: reuters)

Presiden Baru Sri Lanka Bubarkan Parlemen, Siapkan Pemilu November

SRILANKA (marwahkepri.com) – Presiden baru Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, mengambil langkah drastis dengan membubarkan parlemen sehari setelah dirinya resmi dilantik pada Senin (23/9). Keputusan ini diambil untuk mempercepat pemilihan umum parlemen yang dijadwalkan berlangsung pada 14 November mendatang.

Dissanayake, yang berasal dari partai berhaluan Marxis, menang dalam pemilihan presiden yang diadakan Sabtu (21/9), membawa harapan baru bagi reformasi di Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi. Meski berhasil memenangkan kursi presiden, koalisi Partai Rakyat Nasional yang dipimpinnya hanya menguasai tiga dari 225 kursi di parlemen.

Langkah pembubaran parlemen ini diambil sebagai upaya Dissanayake untuk memperkuat posisi politiknya di badan legislatif. Dengan koalisinya yang masih lemah, pemilu parlemen diharapkan dapat mengisi kursi parlemen dengan lebih banyak sekutunya, sehingga kebijakan reformasi dapat dijalankan dengan lebih lancar.

Pemulihan Ekonomi Jadi Prioritas

Pemilihan presiden kali ini menjadi sorotan global, mengingat Sri Lanka baru saja melewati krisis ekonomi terbesar dalam sejarahnya pada 2022. Negara ini menghadapi kekurangan devisa yang parah, sehingga tidak mampu membayar impor barang-barang penting seperti bahan bakar, obat-obatan, dan gas memasak. Krisis tersebut memicu protes massal yang akhirnya memaksa presiden sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa, untuk mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara.

Dalam kampanyenya, Dissanayake berjanji akan membawa perubahan bagi perekonomian negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai presiden yang baru dilantik, ia berusaha memperkuat pijakan politiknya dengan membubarkan parlemen yang didominasi oleh partai-partai lawan, sambil menyiapkan langkah-langkah pemulihan ekonomi yang dinantikan oleh rakyat Sri Lanka.

Dengan pembubaran parlemen ini, Sri Lanka kini bersiap menghadapi pemilu legislatif pada 14 November, di mana hasilnya akan sangat menentukan nasib negara dalam beberapa tahun ke depan. MK-cnn

Redaktur : Munawir Sani