Kehidupan Tradisi Mengalir Kembali: Pertandingan Gasing Meriahkan Piala Bupati Natuna 2024

Bupatin Natuna, Wan Siswandi berfoto bersama dengan masyarakat, Minggu (8/9/2024) (f: diskominfonatuna
NATUNA (marwahkepri.com) – Dalam upaya melestarikan warisan budaya lokal, Kabupaten Natuna menghidupkan kembali permainan gasing yang menjadi bagian dari perayaan Piala Bupati Natuna Tahun 2024. Acara pembukaan pertandingan gasing digelar di Lapangan Tugu Gasing, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, pada Minggu pagi, dengan Bupati Natuna, Wan Siswandi, sebagai pembuka resmi.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap tradisi lokal, memperkenalkan kembali permainan gasing kepada masyarakat sebagai bagian dari Hari Ulang Tahun Kabupaten Natuna ke-25. Dalam sambutannya, Bupati Wan Siswandi menekankan betapa pentingnya menjaga dan merawat permainan tradisional ini agar tidak punah seiring berjalannya waktu.
“Gasing bukan hanya sekadar permainan, tetapi merupakan bagian dari identitas budaya kita. Penting bagi kita untuk terus memelihara tradisi ini dan memastikan bahwa generasi mendatang juga mengenal dan mencintainya,” ungkap Bupati Wan Siswandi.
Menurut Bupati, permainan gasing menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Ia berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat hubungan sosial dan memupuk rasa kebersamaan di antara masyarakat. “Kami berharap acara ini tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai momen untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat komunitas kita,” tambahnya.
Pembukaan pertandingan ditandai dengan aksi pangkak oleh Bupati Wan Siswandi, yang berhasil memecahkan sebuah gasing sebagai simbol dimulainya kegiatan.
Pertandingan gasing tahun ini diikuti oleh 40 tim, dengan hari pertama dibuka oleh duel antara tim Puaker A dan Sabang Mawang. Pertandingan ini disaksikan oleh Bupati Natuna, Sekretaris Daerah, Anggota DPRD, serta OPD Natuna, menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya lokal.
Acara ini menggambarkan semangat masyarakat Natuna dalam menjaga dan merayakan tradisi mereka, menegaskan bahwa permainan gasing tetap relevan dan vital bagi identitas budaya mereka. MK-nang
Redaktur : MUnawir Sani