Faisal Bahri Meninggal Dunia, Luhut Pandjaitan: Kritikus Ekonomi yang Selalu Berkontribusi untuk Kebaikan Indonesia

1137039_720

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: Norman Senjaya)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Meninggalnya ekonom senior Faisal Basri pada Kamis (5/9/2024) pagi menjadi momen duka bagi berbagai pihak, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Meski sering kali berada di sisi yang berbeda dalam perdebatan kebijakan ekonomi, Luhut memberikan penghargaan yang tinggi kepada Faisal atas kontribusinya bagi Indonesia.

“Turut berduka cita atas wafatnya Faisal Batubara, SE, MA. Terima kasih atas dedikasi dan saran yang telah diberikan demi kemajuan ekonomi Indonesia,” ungkap Luhut dalam sebuah unggahan di media sosialnya.

Faisal Basri, yang dikenal lantang menyuarakan pandangannya, seringkali berbeda pendapat dengan Luhut, terutama terkait kebijakan hilirisasi nikel yang menjadi fokus utama pemerintah. Meski demikian, Luhut mengakui bahwa perbedaan tersebut tidak menghalangi penghormatannya terhadap karakter Faisal yang tegas, namun tetap rendah hati.

“Beliau selalu kritis, tetapi selalu dalam semangat untuk memperbaiki, bukan untuk menjatuhkan. Itulah yang membuat saya sangat menghargai beliau,” ujar Luhut.

Luhut juga mengenang pertemuan terakhirnya dengan Faisal pada 2021, di mana masukan Faisal membantu dalam mendesain kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tengah pandemi Covid-19. “Masukannya sangat berharga dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi,” tambahnya.

Menurut Luhut, meskipun Faisal sering memberikan kritik keras, itu selalu dilakukan dengan niat untuk memperbaiki dan mendorong kemajuan. “Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen adalah tanda kuat dari dedikasi beliau sebagai seorang intelektual yang sejati,” pungkasnya.

Faisal Basri meninggal dunia pada usia 65 tahun setelah menjalani perawatan di RS Mayapada, Jakarta Selatan, sejak Senin (2/9/2024). Sebagai salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Faisal telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia sejak era reformasi.

Faisal akan dimakamkan setelah Ashar di Jakarta Selatan. Perjalanan intelektualnya meninggalkan jejak yang dalam bagi dunia ekonomi dan kebijakan Indonesia, di mana kritik yang ia berikan bukan sekadar wacana, melainkan kontribusi untuk kebaikan negeri ini. MK-komp

Redaktur : Munawir Sani