Pemda Natuna Galakkan Kegiatan Remaja Masjid untuk Cegah Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda ditemui, Rabu (28/8/2024). (Foto: nang)
NATUNA (marwahkepri.com) – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) kabupaten Natuna menemukan banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Karena hal tersebut, pemerintah kabupaten Natuna melakukan berbagai langkah penting untuk pencegahan terjadinya kasus-kasus kekerasan terhadap anak.
Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, menyampaikan, adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut dengan menggalakkan kegiatan remaja masjid.
“Kami dari pemerintah daerah Kabupaten Natuna menggalakkan remaja masjid supaya anak-anak lebih banyak mengikuti kegiatan keagamaan,” kata Rodhial Huda, Rabu (28/8/2024).
Ia menambahkan bahwa pihaknya turun langsung ke kecamatan dan meminta para camat untuk meningkatkan kegiatan remaja, terutama di masjid.
Rodhial menyoroti bahwa saat ini para remaja memiliki kegiatan yang kurang produktif sehingga mereka cenderung menghabiskan waktu bermain ponsel, berkumpul, dan menonton tanpa tujuan yang jelas.
“Ini bukan semata-mata pengaruh media sosial, tetapi akibat ketidakbijakan dalam penggunaannya. Medsos sebenarnya adalah teknologi yang baik untuk pengetahuan, banyak informasi positif bisa didapatkan dari sana,” jelasnya.
Untuk menghidupkan kembali kegiatan remaja masjid, Rodhial Huda menyarankan agar anggaran yang ada di masjid dimanfaatkan.
“Di masjid kan ada anggaran, tinggal dipakai saja anggaran itu, bisa dilakukan secara swadaya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini kondisi kegiatan remaja masjid sudah jauh berkurang dibandingkan zaman dahulu, bahkan hampir tidak ada lagi.
Rodhial juga mengkritik beban kegiatan ekstra yang diberikan di sekolah.
“Kami melihat guru terlalu banyak memberikan kegiatan ekstra sehingga anak-anak kadang keluar malam untuk mengerjakan tugas,” ungkapnya.
Ia menegaskan, bahwa Dinas Pendidikan telah diminta untuk mengatur kembali agar anak-anak tidak sepenuhnya sibuk dengan kegiatan di sekolah sehingga mereka masih punya waktu untuk membantu orangtua di rumah.
“Seharusnya hari dibagi menjadi tiga: ada kegiatan di sekolah, di rumah, dan di lingkungan. Di sekolah belajar, di rumah membantu orang tua, dan di lingkungan bersosialisasi. Jangan sampai berat sebelah,” tegas Rodhial Huda.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan kegiatan positif seperti di masjid dapat mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Natuna. MK-nang
Redaktur: Munawir Sani