Peringatan 10 Muharam di Sampolawa Meriah dengan Kegiatan Adat Piharoa’a Banuano Wauwangkarau

IMG_0453

KOLAKI Sampolawa menyelenggarakan kegiatan adat Piharoa’a Banuano Wauwangkarau dalam rangka memperingati 10 Muharam, Jumat (19/7/2024). (Foto: Bursa Kota)

BUTON SELATAN (marwahkepri.com) – KOLAKI Sampolawa menyelenggarakan kegiatan adat Piharoa’a Banuano Wauwangkarau dalam rangka memperingati 10 Muharam, Jumat (19/7/2024).

Kegiatan meriah ini dihadiri oleh masyarakat setempat, para tokoh adat, pemuda, serta perwakilan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Buton Selatan.

Piharoa’a Banuano Wauwangkarau merupakan tradisi tahunan masyarakat Sampolawa yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur dan mempererat tali silaturahmi antar warga serta pemerintah setempat.

Acara ini dibuka oleh La Ode Zakir, S.H, Kolaki/Lakina Sampolawa, yang menekankan pentingnya menjaga tradisi sebagai bagian dari identitas budaya.

“Piharoa’a Banuano Wauwangkarau bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai religiusitas, kebersamaan, dan gotong royong yang harus terus dijaga,” ujarnya.

Rangkaian acara diisi dengan berbagai kegiatan adat seperti tarian tradisional, manca’a (pencak silat), penampilan musik daerah, dan ritual doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Ketua panitia, L. M. Insan Al Arif Rihani, menjelaskan makna dari kegiatan yang dilakukan.

“Setiap gerakan dan doa yang kita lakukan memiliki makna mendalam, mengingatkan kita pada perjuangan leluhur dalam menjaga tanah dan budaya kita,” jelasnya.

Kegiatan ini tidak hanya menarik perhatian warga setempat, tetapi juga masyarakat dari luar daerah yang ingin menyaksikan dan belajar tentang budaya Sampolawa.

Peringatan 10 Muharam dengan kegiatan adat Piharoa’a Banuano Wauwangkarau diakhiri dengan makan bersama ana-ana maelu (yatim/piatu) dan seluruh warga yang hadir, sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

KOLAKI Sampolawa berharap kegiatan ini dapat terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan menjaga budaya lokal. MK-salahudin

Redaktur: Munawir Sani