“Bunuh” Produk Lokal, Berikut Beberapa Kelemahan Starlink

Ilustrasi satelit starlink. (f: net)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Perusahaan penyedia layanan jaringan internet milik Elon Musk, Starlink, kini resmi hadir di Indonesia. Peresmian ini bahkan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Layanan internet Starlink digadang-gadang memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah kemampuannya menjangkau daerah terpencil. Jangkauan luas Starlink dimungkinkan karena perusahaan ini menggunakan teknologi satelit orbit rendah bumi atau low earth orbit (LEO) untuk memancarkan sinyal internet.
Namun, di balik kelebihan tersebut, layanan Starlink juga memiliki sejumlah kelemahan. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menjadi kelemahan dari Starlink, sebagaimana dikutip dari Tech Target.
Cuaca Mendung
Cuaca mendung atau berawan tidak akan mempengaruhi kinerja internet Starlink secara signifikan. Namun, awan badai dapat mempengaruhi sinyal karena cenderung menimbulkan hujan yang dapat menyebabkan gangguan. Awan badai lebih lembab dan padat, sehingga berperan besar dalam degradasi sinyal satelit.
Hujan
Hujan ringan umumnya tidak menimbulkan masalah pada layanan Starlink. Namun, hujan dengan intensitas deras dapat mempengaruhi kualitas sinyal Starlink. Hujan deras biasanya dikaitkan dengan awan tebal dan lebat. Semakin tebal awan, semakin tinggi kemungkinan sinyal radio yang datang ke dan dari satelit Starlink terhalang.
Angin
Piringan atau antena Starlink yang terpasang dengan benar tidak akan terpengaruh oleh angin kencang. Parabola Starlink dilengkapi dengan antena array bertahap yang dapat melacak satelit yang terbang di atas tanpa perlu bergerak secara fisik. Ini membantu mencegah gangguan sinyal.
Kabut
Kabut normal tidak mempengaruhi sinyal Starlink. Akan tetapi, jika terjadi kabut tebal, sinyal bisa terganggu dan hilang. Kabut tebal membawa banyak kelembaban dan cukup tebal sehingga mengganggu sinyal.
Dengan kehadiran Starlink, diharapkan masalah akses internet di daerah-daerah terpencil di Indonesia bisa teratasi, meski tantangan cuaca tetap harus diperhatikan. MK-cnbc
Redaktur : Munawir Sani