REI Siap Dukung Janji Program 3 Juta Rumah dari Prabowo-Gibran

Ilustrasi program rumah 3 juta Prabowo-Gibran. (f: summarecon)
Menurut Joko, pendekatan konvensional dalam penyelesaian backlog rumah tidak lagi efektif mengingat kebutuhan yang terus bertambah setiap tahun. Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa bahkan untuk memenuhi penambahan kebutuhan rumah sebanyak 800.000 unit per tahun saja sudah menjadi tantangan yang besar.
Joko juga menyampaikan bahwa pembangunan 1 juta rumah saja memerlukan investasi yang besar, dengan memperkirakan sekitar Rp 360 triliun, serta melibatkan 32,5 juta tenaga kerja. Namun, ia menegaskan bahwa pembangunan 3 juta rumah per tahun akan menjadi langkah besar dan luar biasa dalam mengatasi masalah perumahan di Indonesia.
Selain itu, REI juga mendorong untuk melakukan ‘rekayasa’ pembiayaan perumahan guna menyesuaikan dengan target pembangunan 3 juta rumah. Salah satu caranya adalah dengan memperluas likuiditas perumahan dan menggunakan dana pendampingan seperti dana BPJS, BPKH, atau dana wakaf untuk menurunkan cost of fund.
Lebih lanjut, REI juga mengusulkan agar ada penyesuaian suku bunga KPR bersubsidi, dengan bunga tetap selama 20 tahun atau tenor KPR diperpendek menjadi 10 tahun dengan bunga tetap 5%. Hal ini diharapkan dapat mengontrol tingkat bunga KPR dan mendukung pembiayaan perumahan yang lebih baik.
Dengan demikian, dukungan dari pengembang properti seperti REI diharapkan dapat membantu pemerintah dalam merealisasikan program pembangunan 3 juta rumah per tahun untuk mengatasi backlog rumah nasional. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani