BRIN Tunjuk Joko Widodo sebagai Ketua Gugus Tugas Bencana, Ini Rekam Jejaknya
Joko Widodo, ilmuwan BRIN yang memimpin Task Force Penanggulangan Bencana. (f: doc)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Joko Widodo ditugaskan sebagai Ketua Task Force Penanggulangan Bencana Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sosok ini bukan Presiden RI, melainkan seorang ilmuwan BRIN yang memiliki rekam jejak panjang di bidang geospasial dan penginderaan jauh.
Dalam laman Google Scholar, Joko Widodo tercatat sebagai peneliti yang fokus pada penginderaan jauh, geosains, radar apertur sintetis, lingkungan, dan ilmu informasi. BRIN menyebut bahwa Joko Widodo, SSi MSi PhD, bertugas di Pusat Riset Geoinformatika dengan bidang ilmu yang meliputi geografi, synthetic aperture radar, serta sains lingkungan. Keahliannya antara lain berada pada penilaian dampak lingkungan dan radar apertur sintetis interferometrik.
Pada 28 April lalu, ia menerima penghargaan Best Leader dalam rangka empat tahun BRIN, bersama sejumlah sivitas lain yang dinilai memiliki kinerja tinggi di bidang riset dan manajemen iptek.
Joko Widodo menempuh pendidikan doktoral di Chiba University, Jepang, pada program Computer Science and Information Processing. Ia sebelumnya menamatkan pendidikan sarjana geografi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan magister ilmu lingkungan di Universitas Indonesia (UI).
Dalam penanganan bencana yang terjadi di wilayah Sumatera, ia menjelaskan bahwa task force BRIN telah mengaktifkan unit reaksi cepat, termasuk layanan pemetaan satelit, penyediaan air bersih, tenaga medis, serta dukungan psikososial.
Tim pemrosesan satelit BRIN disebutnya telah memetakan area banjir secara cepat menggunakan radar Sentinel-1, yang mampu menembus hujan dan awan sehingga memperlihatkan sebaran genangan secara akurat. Peta tersebut lalu diserahkan kepada pemerintah daerah, BNPB, dan komunitas geospasial untuk mendukung penanganan di lapangan.
Joko menegaskan bahwa kebutuhan air minum menjadi prioritas akibat keterbatasan air kemasan dan terganggunya infrastruktur setempat. Selain menyiapkan Unit Air Siap Minum (Arsinum) untuk tanggap darurat, pihaknya juga menjajaki kerja sama dengan TNI AU untuk pengiriman air lewat jalur udara.
BRIN juga menyiapkan operasi drone dan tim survei lapangan untuk memetakan kondisi wilayah terdampak longsor dan banjir, termasuk area yang belum dapat diakses jalur darat. Menurut Joko, fokus utama satgas adalah intervensi cepat berbasis data untuk memastikan bantuan masuk ke lokasi prioritas.
“Kami tidak mungkin turun di semua titik, tetapi kami bisa fokus pada area strategis dan memberikan solusi teknologi yang paling dibutuhkan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari respons darurat, BRIN juga menurunkan tenaga kesehatan, psikolog, serta ahli kesehatan lingkungan untuk mendukung kebutuhan medis dan psikososial masyarakat terdampak bencana. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani
