Tak Ragu Lakoni Adegan Mesra, Sydney Sweeney: “Aku Nyaman di Layar”

JAKARTA (marwahkepri.com) – Sydney Sweeney kembali menegaskan profesionalismenya sebagai aktris, terutama terkait adegan panas dalam film dan serial yang dibintanginya. Aktris yang dikenal lewat perannya di Euphoria dan Madame Web ini mengaku tidak keberatan melakukan adegan intim di layar, meski kerap mendapat label sebagai simbol seks.

Dalam wawancaranya dengan The Hollywood Reporter, Sweeney mengungkapkan bahwa publik sering kali melupakan fakta bahwa dirinya hanyalah memerankan karakter.

“Orang-orang kadang lupa bahwa aku sedang berakting. Mereka melihat aku telanjang di layar dan langsung berpikir, ‘Oh, dia simbol seks,’ dan itu melekat terus,” ujar Sweeney.

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tetap nyaman dengan adegan-adegan tersebut dan tidak akan berhenti melakukannya. Hanya saja, ia berharap industri dan penonton bisa lebih terbuka dalam memahami para aktor yang melakoninya.

“Aku tidak punya masalah dengan adegan-adegan itu, tapi aku berharap ada cara yang lebih mudah untuk berdiskusi tentang bagaimana kita memandang aktor di industri ini,” tambahnya.

Sweeney juga menjelaskan bahwa apa yang terlihat di layar sangat berbeda dari kenyataan di lokasi syuting. Ia menegaskan bahwa setiap adegan intim selalu dikoreografikan dengan ketat dan dilakukan di bawah pengawasan koordinator adegan mesra.

“Kami mengatur koreografi untuk semuanya. Terkadang ada matras yoga yang diselipkan di antara aktor, jadi sebenarnya tidak ada kontak fisik langsung,” ungkapnya.

Selain itu, para aktor juga selalu diberi kebebasan penuh untuk membatalkan adegan jika merasa tidak nyaman.

“Bahkan meskipun sudah menyetujui sebuah adegan, pada hari syuting tetap akan ditanya, ‘Apakah kamu masih ingin melakukannya? Kamu bisa membatalkannya kapan saja.’ Itu sangat membantu, aku tidak pernah merasa tidak nyaman,” jelasnya.

Sweeney sebelumnya juga pernah berbicara soal kenyamanannya beradegan intim dalam film. Baginya, hal itu adalah bagian dari pekerjaan sebagai aktris dan tidak seharusnya mendefinisikan dirinya di luar layar. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani