Insiden Lepasnya Buaya dari Pulau Bulan, DPRD Kepri Dorong Investigasi dan Transparansi

Wakil Ketua III DPRD Provinsi Kepri H. Bahktiar Lc, MA dalam rapat paripurna belum lama ini. (Foto: dprd.kepriprov)
BATAM (marwahkepri.com) – Insiden lepasnya buaya dari penangkaran di Pulau Bulan, Batam, pada Senin (13/01/2025) telah menimbulkan keresahan di kalangan warga Pulau Buluh dan pulau-pulau sekitarnya.
Warga, terutama nelayan yang menggantungkan hidup di perairan tersebut, merasa tidak aman beraktivitas karena keberadaan buaya yang dikenal sebagai predator berbahaya.
Meskipun pihak kepolisian dan PT Perkasa Jagat Karunia (PJK), pengelola penangkaran, telah mengklaim bahwa jumlah buaya yang lepas hanya lima ekor, warga tetap meragukan informasi tersebut. Mereka mendesak adanya transparansi dan langkah cepat untuk memastikan keselamatan masyarakat.
Wakil Ketua III DPRD Provinsi Kepri H. Bahktiar Lc, MA, menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menegaskan pentingnya langkah cepat dan transparan untuk menangani masalah ini.
“Saya sangat memahami kekhawatiran warga Pulau Buluh dan nelayan di sekitar Pulau Bulan. Keamanan mereka harus menjadi prioritas utama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan klaim tanpa bukti yang jelas. Pihak berwenang dan PT PJK harus bertanggung jawab memberikan penjelasan yang transparan dan menyeluruh,” ujar Bahktiar.
Bahktiar menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh untuk memastikan jumlah buaya yang lepas serta penyebab jebolnya pagar penangkaran.
“Verifikasi fakta harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya jumlah buaya, tetapi juga penyebab insiden dan langkah-langkah pencegahan untuk ke depannya,” katanya.
Ia mengusulkan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan infrastruktur penangkaran buaya oleh PT PJK untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
“PT PJK harus bertanggung jawab penuh dan melakukan perbaikan infrastruktur penangkaran. Ini penting untuk menjaga keselamatan warga,” tambah Bahktiar.
Bahktiar menyoroti perlunya edukasi kepada masyarakat dan nelayan tentang cara beraktivitas aman di kawasan rawan buaya. Selain itu, ia mengusulkan pembentukan tim tanggap darurat untuk merespons ancaman buaya.
“Pemerintah daerah dan pihak terkait harus memberikan edukasi kepada warga. Selain itu, penting membentuk tim tanggap darurat untuk menangani situasi seperti ini,” jelasnya.
Insiden ini menjadi perhatian serius karena berdampak langsung pada keselamatan dan mata pencaharian warga di sekitar Pulau Bulan. Bahktiar menutup pernyataannya dengan meminta pihak terkait segera bertindak demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas. Transparansi dan tindakan konkret adalah kunci untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik,” tegasnya. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani