Elon Musk, Orang Pertama dengan Kekayaan di Atas Rp 6.378 Triliun

JAKARTA (marwahkepri.com) – Elon Musk, bos Tesla dan SpaceX, kembali mencetak sejarah sebagai miliarder pertama di dunia dengan kekayaan melampaui US$ 400 miliar atau setara Rp 6.378,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.947/US$). Pencapaian ini terjadi setelah lonjakan nilai saham perusahaan-perusahaannya, terutama Tesla, yang meningkat sekitar 65% dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut laporan Bloomberg Billionaires Index per Kamis (12/12/2024), kekayaan bersih Elon Musk kini mencapai US$ 447 miliar atau sekitar Rp 7.128,3 triliun. Angka ini jauh melampaui kekayaan gabungan Jeff Bezos (US$ 249 miliar/Rp 3.970,8 triliun) dan Bill Gates (US$ 165 miliar/Rp 2.631,25 triliun).

Efek Kemenangan Donald Trump
Kekayaan Musk melonjak signifikan setelah kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS. Selama kampanye, Musk aktif menjadi sponsor politik utama Trump dan menggalang dukungan dari kalangan miliarder untuk mendukung Partai Republik. Dampaknya, Musk kini memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan AS.

Bahkan, ia telah ditunjuk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/Doge), sebuah lembaga strategis yang bertugas membantu pemerintah melakukan reformasi ekonomi. Posisi ini diyakini akan semakin memperkuat pengaruh Musk di sektor pemerintahan dan bisnis.

Dampak pada Saham Tesla dan SpaceX
Kepercayaan investor terhadap perusahaan-perusahaan Musk meningkat pesat. Saham Tesla, misalnya, mengalami kenaikan hingga 65% sejak Trump memenangkan pemilu. Selain itu, SpaceX juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan investor menyuntikkan modal sebesar US$ 1,25 miliar (Rp 19,93 triliun). Valuasi SpaceX kini mencapai US$ 350 miliar atau Rp 5.581,45 triliun.

“Lonjakan kekayaan Musk merupakan perubahan luar biasa, mengingat kekayaannya sempat turun menjadi US$ 137 miliar dua tahun lalu,” tulis Daily Mail.

Dengan pencapaian ini, Elon Musk terus mengukuhkan dirinya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia, baik dalam bidang teknologi maupun politik. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani