Jokowi Tanggapi Sebutan Pemimpin Terkorup versi OCCRP: Tuduhan Tanpa Bukti

032636400_1735655595-PHOTO-2024-12-31-21-30-03__1_

Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi di rumah pribadinya di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

JAKARTA (marwahkepri.com) –  Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan tanggapan keras terhadap sebutan dirinya sebagai salah satu pemimpin terkorup yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Jokowi, yang masuk dalam nominasi finalis tokoh Kejahatan Terorganisir dan Korupsi 2024 versi OCCRP, membantah tuduhan tersebut.

“Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak framing jahat, banyak tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?” ujar Jokowi dengan nada tegas dalam kunjungannya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024), seperti yang dilansir oleh Antara.

Ketika ditanya soal sebutan “terkorup”, Jokowi langsung merespons dengan pertanyaan balik, “Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?” Ia juga meminta pihak-pihak yang menyebutnya terlibat dalam korupsi untuk membuktikan tuduhan tersebut. “Ya dibuktikan, apa,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi menambahkan bahwa ia percaya bahwa tuduhan tersebut muncul dari fitnah dan framing jahat yang sering kali beredar di media. “Orang bisa pakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai,” ucap Jokowi, mengacu pada kemungkinan pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan organisasi untuk melemparkan tuduhan.

Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Paling Korup Dunia

Sebelumnya, Jokowi menjadi salah satu nama yang disebutkan dalam publikasi OCCRP sebagai finalis nominasi pemimpin terkorup dunia 2024. Selain Jokowi, sejumlah pemimpin dunia lainnya yang juga disebutkan dalam daftar tersebut antara lain Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, dan mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Nama pebisnis India, Gautam Adani, juga turut tercatat dalam nominasi tersebut.

Sementara itu, Jokowi juga menanggapi isu mengenai perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode. Ia dengan tegas membantah bahwa dirinya pernah meminta perpanjangan tersebut, menyebut isu tersebut sebagai framing yang tidak berdasar. “Tidak pernah yang namanya saya meminta perpanjangan tiga periode kepada siapa pun,” ungkap Jokowi, seraya meminta untuk tidak mempercayai kabar yang tidak jelas kebenarannya. Ia kemudian mengarahkan pihak-pihak yang mengangkat isu tersebut untuk bertanya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. MK-l6

Redaktur : Munawir Sani